Di zaman serba teknologi saat ini, kita benar-benar harus berterima kasih pada penemu teknik CGI. Berkat CGI, para sineas nggak perlu bawa-bawa hewan buas ke tempat syuting. Mereka juga nggak perlu bikin prop film yang susah, seperti kostum gorila, dinosaurus, atau naga terbang berkepala tiga. Yup, semua menjadi mudah berkat adanya teknik CGI.
Hasil dari efek visual tersebut memang sangat luar biasa. Tapi jika kamu lihat proses pengangkapan gerakan saat proses syuting, saya jamin bayangan kamu akan betapa menakjubkannya penggunaan CGI akan berubah jadi tampak konyol. Seberapa pun canggihnya CGI, teknik ini tetap membutuhkan aktor untuk memperagakan gerakan karakter di film.
Coba saja kamu lihat 13 foto aktor dan stuntman sebelum dipoles memakai CGI.
1. Lebih seram mana: wujud velociraptor atau manusia berkostum abu-abu?
via knowyourmeme.com
“Bro, kemarin syuting dapet peran apa?”
“Jadi velociraptor, bro.”
“Wah mantap, keren pasti ya bro?”
“Bayangin aja sendiri.”
2. Coba tebak mana ekspresi yang paling benar?
via quirkybyte.com
Rocket Raccoon = sedih.
Sean Gunn = lagi melamun.
3. Sihir dari Hogwarts ternyata berasal dari…
via businessinsider.com
… sarung tangan hijau. Satu tangan untuk satu buku. Jadi butuh berapa tangan tuh buat memenuhi isi lemari?
4. Penasaran sama wajah Colossus? Nih wujud aslinya
via ebanza.ru
Nggak cuman sosok Colossus saja yang berbeda. Gedung di belakang aktornya pun ikutan berbeda!
5. Hmm… Kira-kira mereka lagi ngapain?
via usatoday.com
Foto ini diambil saat syuting film Dawn of the Planet of the Apes. Para aktor yang memakai kostum abu-abu itu berperan sebagai kera lho.
6. Hulk dan Thor malah kayak lagi ikut lomba kuda-kudaan di acara 17 Agustusan
Penggunaan teknik CGI memang beda banget banget cara klasik yang dilakukan sineas di zaman dulu. Meskipun lewat teknik ini kita bisa melihat sosok karakter yang punya rupa lebih sempurna, kita nggak bisa melupakan akting aktor yang membuat karakter film menjadi hidup.
Bicara soal penangkapan gerakan seperti foto di atas, kalau boleh tahu mana yang menurut kamu paling keren?
One Piece, Naruto, dan Dragon Ball. Semua orang yang suka anime pasti setuju kalau tiga karya tersebut pantas dimasukkan dalam daftar anime action terbaik sepanjang masa. Tapi di sisi lain, tiga anime itu juga termasuk ke dalam kategori shounen – kategori yang diperuntukkan buat anak kecil dan remaja. Sedangkan Selipan merupakan situs yang ditujukan buat pembaca dewasa muda umur 18 tahun ke atas. Jadi otomatis dong, rekomendasi anime yang dipilih pun kebanyakannya dikhususkan buat orang dewasa.
Lagian pencinta anime pasti udah pada tahu soal One Piece, Naruto, dan Dragon Ball. Jangankan pencinta anime, orang yang sama sekali buta soal anime pun pasti tahu tiga anime itu. Jadi buat apa lagi saya kasih tahu anime yang kamu sendiri udah hafal luar dalam tentangnya, iya ‘kan?
Karena itu pula di artikel ini saya bakal membahas 7 anime action terbaik khusus pemirsa dewasa.
1. Btooom!
Sentai Filmworks
Ryota Sakamoto adalah gamer top peringkat yang masuk peringkat 10 besar di game online paling populer sedunia. Tapi di balik kejeniusannya di dunia virtual, Sakamoto ternyata seorang pengangguran yang selalu membentak dan menyiksa ibu dan ayah tirinya. Kalau mau diringkas, Sakomoto itu anak yang brengsek. Dan ibunya Sakamoto berpikir, anaknya yang nggak tahu diri itu layak dinominasikan buat ikut game survival, di mana pesertanya bakal dikirim ke pulau terpencil dan diminta untuk saling membunuh satu sama lain.
Yup, Btooom! merupakan anime action terbaik yang bertemakan battle royale. Tapi keunikan dari anime ini terletak di senjata yang digunakan. Para peserta diharuskan untuk saling membantai dengan memakai berbagai tipe bom canggih. Udah bisa ketebak, kamu bakal menemukan banyak potongan tubuh berserakan di dalam anime ini.
Nggak hanya kental dengan unsur action dan gore (dan fan service), Btooom! pun menyediakan perkembangan karakter yang bagus. Kamu bakal melihat perkembangan emosional Sakamoto, dari yang awalnya hanya seorang cowok brengsek, menjadi pria yang bisa diandalkan untuk membantu timnya bertahan hidup di alam liar yang dipenuhi komodo.
Ini anime yang cocok ditonton penyuka aksi, drama, perang, dan sejarah, terutama sejarah dari negeri Tiongkok saat periode negara-negara berperang (warring states period). Melalui anime ini juga kamu bakal menemukan kisah perjalanan Qin Shi Huang, kaisar pertama Dinasti Qin sekaligus pemersatu negeri Tiongkok yang saat itu terbagi dalam tujuh kerajaan.
Tapi ada satu karakter utama lain yang menarik buat diikuti di Kingdom. Karakter itu bernama Xin alias Li Xin, jenderal yang punya peran dalam ambisi Qin Shi Huang menyatukan seluruh negeri.
Memang ada unsur dramatisasi dan perbedaan kentara antara anime ini dan sejarah aslinya. Tapi jangan biarkan hal itu menghalangi kamu untuk menikmati suguhan cerita Kingdom. Setiap pertempurannya selalu berskala besar lagi sengit. Jangan ragukan pula adegan aksinya yang melibatkan sabet-menyabet pedang, tombak, dan golok secara intens. Plusnya lagi, strategi perang yang ada di anime ini sering melibatkan plot twist yang nggak disangka-sangka.
Dijamin deh, kalaupun kamu termasuk orang yang penyabar, pada akhirnya kamu pasti selalu dibuat nggak sabar untuk nonton episode berikutnya dari Kingdom.
3. Inuyashiki
Amazon
Protagonis dari anime ini adalah orang tua yang rambutnya udah memutih. Kehidupannya pun kelihatan menyedihkan. Pertama, dia nggak dianggap sama istri dan anak-anaknya sendiri. Kedua, dia mengidap kanker dan hidupnya nggak lama Lagi. Ketiga, punggungnya selalu pegal. Keempat, mukanya kelihatan tua banget. Meskipun umurnya baru 58 tahun, mukanya kayak udah 85 tahun. Sedih banget pokoknya.
Tapi di suatu malam, orang tua bernama Inuyashiki Ichiro ini mendapat anugerah berupa kekuatan super saat dia kebetulan lagi ngaso di taman kompleks perumahan. Berkat anugerah itu pula, tubuhnya jadi bisa diubah jadi senjata canggih nan mematikan. Dan sebagai orang tua yang hidupnya nggak lama lagi, Inuyashiki tanpa ragu menggunakan kekuatan barunya itu untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Yaah, intinya sih dia jadi superhero.
Tapi kehadiran superhero rasanya masih belum lengkap kalau nggak ada lawan sebanding. Di sinilah Shigishami Hiro mengisi perannya sebagai penjahat psikopat yang punya kekuatan sama dengan Inuyashiki.
Selanjutnya izinkan saya untuk menutup poin ini dengan pertanyaan dan pernyataan klise yang biasanya muncul di sinopsis film superhero. Bisakah Inuyashiki menyelamatkan dunia? Dari manakah sumber kekuatan supernya itu berasal? Kamu hanya bisa mendapat jawabannya di Inuyashiki.
4. Mirai Nikki (Future Diary)
Funimation
Manga kedua yang bertemakan battle royale nih. Cerita dalam anime ini dimulai dari Yukiteru Amano, seorang murid SMP yang…
Sebentar, sebelum kita lanjut, saya punya satu pertanyaan soal komik dari Jepang. Kenapa ya komikus jepang suka banget memakai karakter utama anak SMP, bahkan jika genre komiknya action/manga/thriller? Menurut saya itu kurang realistis. Di manga dan anime Cage of Eden, anak-anak SMP bahkan bisa menang melawan dinosaurus! Dinosaurus, bung!
Tapi terserahlah. Whatever.
Jadi Mirai Nikki ini menceritakan tentang Yukiteru Amano, anak penakut yang mendapat buku harian sakti. Kenapa saya sebut sakti? Karena buku harian itu bisa menerawang masa depan. Tapi sebenarnya, buku itu nggak diberikan pada Yukiteru secara cuma-cuma. Selanjutnya Yukiteru harus berpartisipasi dalam survival game yang dirancang Dewa Ruang dan Waktu.
Apa yang bikin manga ini unik adalah karena kehadiran karakter Yuno Gasai, satu peserta lain dari survival game yang rela melindungi Yukiteru si penakut. Oh ya, ngomong-ngomong Yuno itu psikopat gila yang bisa membantai orang tanpa rasa bersalah sama sekali. Dia juga terobsesi habis-habisan sama Yukiteru.
Saya sendiri masih jarang menemukan protagonis psikopat yang karakterisasinya semenarik ini dalam anime dan manga.
5. Psycho-pass
Funimation
Jepang di abad 22 (abad ketika Doraemon lahir) telah berubah menjadi negeri di mana kebebasan dibatasi, khususnya bagi para kriminal. Setiap warga negara nggak bisa dengan bebas memikirkan rencana untuk melakukan aksi kejahatan, kerena negara telah menerapkan sistem yang mengharuskan warganya untuk dicek kondisi mentalnya. Sekalinya ada warga biasa yang ketahuan memiliki niat jahat, dia bisa ditangkap oleh aparat (yang katanya merupakan) penegak hukum.
Lalu apa sih sebenarnya aksi kejahatan atau kriminal itu? Apa yang membuat seseorang bisa disebut sebagai kriminal?
Menonton anime ini, tiba-tiba aja saya bertanya seperti itu. Karena bukankah suatu kelompok penguasa bisa aja menyebut kelompok lain kriminal jika kepentingan mereka terganggu? Begitu pula karakter utama Psycho-pass, Akane Tsunemori, yang mempertanyakan apa arti “keadilan” yang selama ini dia junjung selama bertugas sebagai kaki tangan aparat hukum.
Anime ini mengangkat topik yang tergolong agak berat. Tapi dengan balutan adegan action yang penuh kekerasan sekaligus memikat, topik yang berat itu pun bakalan asyik buat kamu ikuti.
6. Rurouni Kenshin (Samurai X)
Aniplex
Jika kamu pencinta anime yang sekarang berumur 24 tahun lebih, tapi kamu nggak tahu Samurai X, kayaknya masa kecil kamu kurang lengkap tuh. Jika kamu termasuk generasi Z, saya masih bisa maklumi lah.
Apalagi yang harus saya ceritakan soal Samurai X? Ini adalah anime yang lagu pembukanya selalu saya tunggu-tunggu. Ini adalah anime yang karakter utamanya bikin saya mikir betapa gagahnya samurai.
Meskipun begitu, mari kita kenalan (lagi) sama karakter utamanya, Kenshin Himura. Dia adalah samurai pengelana yang udah meninggalkan jalan hidupnya sebagai pembantai. Namun pengembaraannya itu mesti terhenti pada suatu hari, tatkala dia membantu Kamiya Kaoru yang tengah melawan penjahat. Setelah mengetahui kalau Kenshin merupakan mantan pembantai ulung, Kaoru pun menawarkan Kenshin untuk tinggal di rumahnya. Tapi masa lalu Kenshin yang kelam selalu menghantuinya dan memaksanya untuk mengeluarkan lagi pedangnya.
Sebagai manga berlatar sejarah, Samurai X juga bisa mengajarkan kita sedikit tentang sejarah Jepang: akhir dari Tokugawa Shogun, Shinsengumi, Restorasi Meiji, sampai masa-masa awal peralihan Jepang menjadi negeri industrialis. Tapi di atas segalanya, Samurai X mengajarkan kita kalau pertempuran pedang antara samurai dengan samurai, atau samurai dengan ninja itu sangat memanjakan mata.
Ini mungkin anime yang paling populer dalam daftar ini. Attack on Titan pun merupakan anime action yang nggak jarang didaulat sebagai yang terbaik oleh banyak orang. Jadi, sekali lagi, kalau kamu ngaku pencinta anime tapi nggak tahu apa itu Attack on Titan… oke, saya bakal jelaskan di sini.
Intinya, anime ini bercerita tentang raksasa. Well, raksasa yang sukanya makan daging manusia lebih tepatnya. Karena ancaman dari raksasa jelek rupa itu, umat manusia mesti berlindung di balik tembok tinggi.
Tapi suatu hari, seekor raksasa tengil tiba-tiba menghancurkan tembok tinggi yang selama ini jadi pelindung bagi umat manusia. Dan hal itu membuat Eren Jaeger sang karakter utama bersumpah untuk membasmi semua raksasa yang ada di muka bumi.
Kata-kata doang nggak akan cukup buat menggambarkan betapa megahnya suguhan action yang ditawarkan anime ini. Kalau kamu belum pernah nonton Attack on Titan, saya menyarankan banget kamu untuk tonton sesegera mungkin.
Oh ya, untuk melengkapi daftar anime action terbaik ini, saya juga mau membagikan…
Rekomendasi 7 manga action keren yang mungkin belum pernah kamu dengar
1. Freesia
Shogakukan
2. Gigant
Shogakukan
3. Wolf Guy: Okami no Monsho (Wolf Guy: Emblem of the Wolf)
Akita Shoten
4. Ouroboros
Shinchosha
5. Shi ga Futari wo Wakatsu made (Until Death Do Us Part)
Square Enix
6. This Man: Sono Kao wo Mita Mono ni wa Shi wo (This Man: Death to Those Who See That Face)
Kodansha
7. Onani Master Kurosawa
Neet-sha
Mungkin di antara kamu ada yang bertanya, “Kenapa penulis memasukkan manga macam begini di daftar manga action?”
Kebingungan kamu masuk akal, karena toh, Onani Master Kurosawa memang kurang layak buat dimasukkan dalam kategori action. Tapi coba kita telaah dulu isi dari manga ini yang sering disama-samakan dengan Death Note ini.
Kalau diperhatikan, adegan saat Kurosawa (maaf) masturbasi selalu terlihat menegangkan dan dramatis, mirip adegan aksi di genre action. Belum lagi kalau kita menimbang fakta Kurosawa onani di toilet cewek.
Yeah, saya tahu, karakter utama kita yang satu ini memang menggelikan. Keahliannya itu cuma masturbasi, di toilet cewek pula. Tapi hobi nyeleneh Kurosawa itu (mungkin) sanggup bikin jantung pembaca berdegup doki-doki. Adegan tersebut bahkan bisa dibandingkan dengan adegan mata-mata yang menyusup ke markas musuh untuk melakukan aktivitas… eurrh, aktivitas mata-mata.
“Apa Kurosawa nggak akan ketahuan? Bagaimana kalau dia sampai ketahuan? Apa yang akan dia lakukan?” mungkin pertanyaan yang memompa adrenalin seperti itu bakal sering muncul di benak kamu saat baca Onanie Master Kurosawa.
Jika selama ini kamu suka nonton film horor, kamu pasti sadar ada dua jenis ending yang bisa kita temukan di dalamnya: happy ending dan dark ending. Dalam ending jenis kedua, karakter protagonis yang sepanjang durasi film berjuang mempertahankan hidupnya bakal menemui nasib yang kelam, suram, tragis, dan memilukan. Tapi masalahnya, penonton seringkali nggak begitu suka melihat ending jenis kedua.
Oleh karena itulah dalam beberapa film, sineas memutuskan buat mengenyampingkan ending yang gelap, lalu menggantinya dengan happy ending. Padahal kalau kita perhatikan, di film horor, ending yang kelam terkadang lebih realistis dibandingkan ending yang membahagiakan.
Coba kamu cek ending alternatif dari 5 film horor populer ini. Terus kamu pilih, mana ending yang lebih kamu suka. Itu juga kalau kamu udah nonton filmnya. Kalau belum, ya kamu tonton dulu dong!
1. Get Out
Universal Pictures
Ending di filmnya:
Chris sang protagonis utama berhasil kabur dari keluarga rasis yang pengin mencuci otaknya. Seolah belum puas, Chris juga mencekik mati pacarnya yang biadab. Setelah pacarnya itu mati, Chris dikejutkan oleh sinar lampu merah biru yang mendekat, pertanda kedatangan polisi.
Tapi, eehhh… ternyata itu cuma temannya Chris yang datang buat menyelamatkannya. Film pun selesai, menunjukkan pada kita kalau sang protagonis selamat dari nasib sial yang hampir merenggut kesadarannya sebagai manusia.
Sedangkan di ending alternatifnya:
Polisi benar-benar datang ke TKP. Mereka lalu menangkap Chris dan menjebloskannya ke balik jeruji penjara dengan tuduhan pembunuhan massal. Tapi Chris nggak mampu membuktikan kalau dia nggak bersalah.
Adegan akhir menunjukkan Chris berada di penjara dengan kostum oranyenya. Mungkin juga dia dapat hukuman mati atau kurungan penjara seumur hidup. Meskipun begitu, dia merasa ikhlas udah menghentikan rencana busuk keluarga pacarnya yang pengin mencuci otak orang kulit hitam.
2. The Butterfly Effect
New Line Cinema
Ending di filmnya:
Evan sukses mengubah masa lalunya yang traumatis dan kelam. Tapi di sisi lain, dia juga mengubah sejarah di mana dia seharusnya bertemu dengan cinta pertamanya. Yup, karena mereka nggak pernah ketemu, cewek yang disukainya jadi nggak kenal sama Evan.
Sedangkan di ending alternatifnya:
Evan kembali jauuuuh ke masa lalu. Dia bahkan kembali ke masa ketika dia masih dikandung oleh ibunya. Di dalam rahim yang gelap itu, Evan kemudian mencekik dirinya sendiri sampai mati.
Selain ending yang satu ini, The Butterfly Effect punya tiga ending alternatif lain. Tapi ending “rahim” ini jelas yang paling kelam dibandingkan ending lainnya.
3. Hostel
Lionsgate/Screen Gems
Ending di filmnya:
Setelah diculik dan disekap di semacam penjara terbengkalai, Paxton berhasil kabur dari orang kaya yang menyiksanya dengan sadis. Tapi di stasiun kereta, Paxton kebetulan bertemu lagi dengan si penyiksanya. Tanpa buang waktu, dia pun membalas dendam dengan cara menggorok leher mantan penyiksanya itu.
Sedangkan di ending alternatifnya:
Paxton tetap membalas dendam pada orang yang telah menyiksa dirinya. Tapi, alih-alih membalas dendam secara langsung, Paxton memutuskan untuk menculik anak perempuan si penyiksa.
Kita nggak diperlihatkan gimana nasib selanjutnya dari si gadis seusai diculik Paxton. Tapi secara implisit, penulis naskah Hostel kayaknya pengin menunjukkan kalau metode balas dendam Paxton adalah dengan cara menyiksa anak dari orang yang telah menyiksanya.
Dan akhirnya Paxton pun nggak ubahnya kayak karakter antagonis yang menculik dan menyiksa dia sebelumnya.
Para pembunuh bertopeng yang menginvasi rumah berhasil dibasmi seutuhnya oleh Erin si protagonis. Dan seperti film-film India, polisi pun selanjutnya datang untuk mengecek. Erin jadi satu-satunya karakter yang selamat di film ini (final girl).
Sedangkan di ending alternatifnya:
Para polisi yang datang terlambat itu menggerebek TKP, melihat Erin, lalu menembaknya tepat di kepala. Mungkin para polisi itu mengira Erin adalah penjahatnya. Jadi setelah kita melihat Erin berjibaku mati-matian dalam mempertahankan nyawanya, di akhir film dia meregang nyawa karena peluru dari polisi yang salah sangka.
5. Paranormal Activity
Paramaount Pictures
Ending di filmnya:
Katie sang protagonis tiba-tiba berdiri dari tempat tidur dan menatap suaminya, Micah, selama dua jam. Katie lalu keluar dari kamar dan berteriak dengan suara yang memekakkan telinga. Micah pun bangun untuk kemudian menghampiri Katie. Tapi setelah beberapa detik, tubuh Micah terlempar dan menghantam kamera yang jatuh terpelanting.
Katie pun masuk lagi ke dalam kamar, dengan darah segar menghiasi bajunya. Dia lalu merangkak ke arah mayat Micah, sebelum memandang ke arah kamera dengan senyuman jahat menghiasi mukanya.
Sedangkan di ending lainnya:
Paranormal Activity punya lumayan banyak ending sebelum Paramount memutuskan setan dan korban kerasukan (Katie) harus tetap hidup untuk kepentingan pembuatan sekuel. Di dalam ending lainnya,
Katie yang kerasukan setan akhirnya membunuh Micah. Lalu dia mengurung diri di dalam kamar, dengan tubuh yang berlumuran darah. Saat setan keluar dari tubuhnya, polisi akhirnya datang memasuki rumah demi menemukan mayat Micah. Karena panik, Katie pun berlari menuruni tangga sebelum polisi menembaknya mati.
Katie memasuki kamar dengan tenang. Dia lalu mendekat ke arah kamera dan tersenyum, sebelum menggorok lehernya sendiri dan jatuh ke lantai tanpa bernyawa lagi.
Katie yang kerasukan setan memukul Micah dengan kameranya sampai mati. Tapi ending yang ini cuma mentok sebatas wacana.
Jadi, mana yang lebih kamu suka untuk menutup film horor? Ending yang bahagia, atau ending yang kelam?
Buat kamu yang suka film kartun pasti udah nggak asing dengan kartun-kartun terkenal semacam The Simpson atau Pokemon. Kartun-kartun itu memang terbilang sukses jadi favorit banyak orang.
Tapi kamu tahu nggak sih kalau ternyata kartun-kartun tersebut puny “kembaran” dari negara lain? Karakternya hampir mirip, konsep cerita hampir mirip, settingnya juga hampir mirip. Alhasil kita pun jadi dibuat bertanya-tanya: “Ini film jiplakan atau cuma terinpirasi?”
Hmm, supaya nggak penasaran, coba deh kamu bandingkan sendiri.
1. Lion King (Amerika Serikat) dan Jungle Emperor Leo (Jepang)
via amorq.com
Nggak cuma mirip, nama anak dari singa yang jadi raja hutan pun mirip lho: Simba untuk The Lion King, dan Kimba untuk Jungle Emperor Leo. Kebetulan yang menarik.
2. Cars (Amerika Serikat) dan The Little Cars in The Great Race (Brazil)
via amorq.com
Mulai dari karakter, cerita, hingga judul dari dua kartun ini, semuanya sangat mirip.Jadi……
3. Kung Fu Panda (Amerika Serikat) dan The Little Panda Fighter (Brazil)
via amorq.com
Wah, sepertinya Brazil memang suka mengadaptasi film-film keluaran Disney ya. Selain The Little Car in the Great Race, sekarang ada film The Little Panda Fighter yang punya kemiripan cerita dan karakter dengan Kung fu Panda. Wah, ada apa antara para animator Brazil dengan Disney?
4. The Simpsons (USA) dan The Samsonadzes (Georgia)
via amorq.com
Apa nama karakter utamanya jadi Homer dan Bart Samsonadzes?
5. Brave (Amerika Serikat) dan Kiara the Brave (India)
via amorq.com
Sama-sama berambut merah, berani dan cantik, Brave dan Kiara the Brave sama-sama mengusung cerita tentang keberanian seorang wanita.
Sebenarnya Kiara the Brave — yang judul aslinya Super K — rilis setahun lebih cepat dari Brave. Tapi setelah Brave rilis, judul filmnya diganti jadi Kiara the Brave. Lah, kok malah makin mirip ya?
6. Adventure Time (Amerika Serikat) dan The Legend of Lucky Pie (Tiongkok)
via amorq.com
The Legend of Lucky Pie udah sering disebut sebagai kartun Adventure Time versi Tiongkok. Tapi yang lebih mengejutkan, The Legend of Lucky Pie ternyata cuma dikerjakan oleh dua orang.
7. Scooby-Doo (Amerika Serikat) dan Goober and the Ghost Chasers (Australia)
via amorq.com
Dua kartun ini sama-sama bercerita tentang kelompok pemburu hantu yang ditemani seekor anjing (yang selalu dikejar-kejar hantu). Menurut kamu mirip nggak? Tapi kok anjing di Goober and the Ghost Chasers kayak yang kurang keurus ya?
8. The Jungle Book (Amerika Serikat) dan Mowgli (Uni Soviet)
via amorq.com
Dua film ini nggak cuma hampir mirip dari sisi unsur intrinsiknya (masih ingat istilah ini?), tapi juga dari segi kesuksesan. Yup, keduanya meraup kesuksesan yang hampir setara.
9. Ratatouille (Amerika Serikat) dan Rattoing (Brazil)
via amorq.com
Sekali lagi, animator Brazil sepertinya memang banyak terinspirasi oleh kartun-kartun Disney.
10. Pokemon (Jepang) dan Dogmon (Brazil)
via amorq.com
Terlepas dari kesamaannya, tokoh utama dalam Pokemon bernama Ash yang selalu ditemani partnernya, Pikachu. Sedangkan di Dogmon, bernama Alex, dan partnernya bernama Greendog.
Film-film Hollywood seperti Superman (1978), The Exorcist (1956), dan The Omen (1995) dikenal sebagai film terkutuk yang menyebabkan nasib malang bagi orang-orang yang terlibat dalam proses produksinya. Tapi di sisi lain, ketiga film tersebut setidaknya sudah selesai dibuat dan menuai kesuksesan.
Cerita berbeda datang dari naskah film komedi berjudul Atuk yang mengisahkan petualangan seorang Eskimo di kota New York. Naskah film ditulis oleh Todd Caroll ini dibeli oleh produser Norman Jewinson pada tahun 1971, tapi tak pernah berhasil sampai ke layar lebar. Alasannya cukup mengerikan, aktor-aktor yang berminat untuk berperan dalam film ini meninggal secara tragis. Karena kejadian itu pula kemungkinan besar naskah yang diadaptasi dari novel ini tidak akan pernah lagi dijadikan film.
Ingin tahu lebih jauh? Yuk kita simak 8 fakta dan teori tentang Atuk yang dihimpun dari Ranker berikut ini.
1. Kematian John Belushi
via signature-reads.com
Menurut Jewinson, satu-satunya orang yang paling cocok untuk berperan sebagai protagonis di dalam filmnya adalah aktor dan komedian John Belushi. Belushi merasa tertarik ketika menerima tawaran peran dari Jewinson. Namun beberapa bulan kemudian, Belushi ditemukan tewas di hotel Chateau Marmont di Hollywood pada tahun 1982. Awalnya dia diduga tewas akibat overdosis obat yang tidak disengaja. Tapi belakangan terungkap bahwa Belushi dibunuh oleh temannya yang juga seorang pengedar narkoba, Catherine Evelyn Smith.
2. Tabrakan maut yang dialami Sam Kinison
via ranker.com
Kematian Belushi tak menghentikan proses pembuatan film Atuk. Pada tahun 1988 proses produksi dilanjutkan. Kali ini komedian Sam Kinison diplot sebagai pemeran utamanya. Beberapa sumber mengatakan kalau Kinison tak pernah membaca skrip sebelum syuting dan datang hanya dengan naskah hasil tulisan tangannya. Perilaku buruk Kinison membuat produksi film terhambat. Setelah delapan hari, studio yang menaungi produksi Atuk menggugat Kinison atas performa buruknya yang seolah disengaja.
Beberapa tahun kemudian Kinison tewas dalam kecelakaan di U.S. Route 95, California. Saksi mata yang berada di tempat kejadian menyebutkan bahwa dalam keadaan sekarat, Kinison sempat bercakap-cakap dengan sesuatu yang tak bisa dilihat oleh mata telanjang.
“Aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati” kemudian Kinison terdiam seperti sedang mendengarkan perkataan seseorang. “Tapi, kenapa?” lanjutnya. Setelah terdiam kembali, Kinison bergumam perlahan untuk terakhir kalinya, “Okay, okay, okay”.
3. Penyebab serangan jantung John Candy
via belfastvibe.com
Dua tahun setelah kematian Kinison, yakni pada tahun 1994, John Candy mendapat tawaran peran utama di film Atuk. Tapi kabarnya, ketika membaca naskah, Candy tiba-tiba meninggal akibat serangan jantung. Kejadian ini begitu menuai perhatian publik sebab Candy meninggal pada 4 Maret, atau sehari sebelum peringatan 12 tahun kematian Belushi. Kematian Candy membuat orang-orang mulai mencurigai kutukan Atuk.
4. Teman John Candy pun turut jadi korban Atuk
via nightflight.com
Sebelum meninggal di usianya yang ke-43, kondisi kesehatan Candy memang sedang menurun. Tapi yang membuat spekulasi kutukan Atuk dengan kematian Candy semakin kuat adalah Michael O’Donoghue, seorang screenwriter sekaligus teman dari John Candy.
O’Donoghue meninggal beberapa bulan akibat pendarahan otak. Menurut beberapa sumber, Candy dan O’Donoghue sempat membaca skrip Atuk bersama-sama.
5. Penyebab Chris Farley overdosis
via blurppy.com
Chris Farley berada di urutan berikutnya untuk peran Atuk. Dia rupanya tak terganggu oleh gosip tentang kutukan Atuk. Farley sempat mengutarakan kegembiraannya untuk bermain di dalam film tersebut. Tapi sebelum sempat menandatangani kontrak, Farley meninggal pada tahun 1997. Kematiannya mengingatkan orang-orang atas tragedi yang menimpa Belushi.
Farley ditemukan tewas akibat overdosis kokain dan morfin di Chicago John Hancock Center.
Beberapa kabar mengklaim bahwa Chris Farley menunjukkan naskah Atuk kepada komedian Phil Hartman. Tragisnya, Hartman dibunuh oleh istrinya hanya beberapa bulan setelah kematian Farley. Usut punya usut, Hartman ternyata adalah calon pemeran pendukung di film Atuk.
7. Skenario Atuk dan kutukan abad pertengahan
via medievalists.net
Sebagian orang menghubungkan kutukan Atuk dengan “kutukan buku” yang terkenal di abad pertengahan. Kutukan buku adalah semacam jampi-jampi atau sihir yang dimasukkan ke dalam sebuah buku. Barang siapa yang mencuri buku tersebut dari pemiliknya niscaya akan mengalami kemalangan atau bahkan kematian.
8. Atuk bukanlah satu-satunya skenario film yang terkutuk
via ranker.com
Chris Farley, John Candy, dan John Belushi memiliki kesamaan: mereka semua dipertimbangkan untuk peran Ignatius J. Reilly, tokoh utama dalam A Confederacy of Dunces. Skenario yang diadaptasi dari novel pemenang Pulitzer Prize karangan John Kennedy Toole ini telah dikembangkan menjadi film sejak tahun 1980. Tetapi seperti dalam kasus Atuk, proyek ini masih tersimpan rapi di dalam laci.
Sungguh ironis ya, Atuk yang pada dasarnya adalah sebuah kisah komedi malah menyimpan kengerian dan misteri yang lebih-lebih dari film horor. Kamu mungkin punya pemikiran skeptis mengenai kutukan Atuk. Tapi alasan-alasan tragis mengapa film ini tidak pernah rampung sudah cukup untuk membuat bulu kuduk bergidik.
Berminat membaca naskah Atuk, guys? Kamu bisa menemukannya di internet kalau kamu penasaran, hehe.
Menurut kamu sendiri apa benar Atuk mengandung kutukan, atau cuma kebetulan saja aktor-aktor tersebut meninggal?
Para penulis di Selipan sebetulnya termasuk orang yang kurang suka diberi janji manis. Jadi saat kami minta dikasih rekomendasi film komedi terbaik yang lucu, tapi ternyata film tersebut nggak ada lucu-lucunya sama sekali, kami bakal merasa kecewa berat. Lalu kami pun bakal melantunkan lagu Janji Manismu sambil berpose seperti ini…
Bayangkan aja dia lagi nyanyi “Janji Manismu”
“Hati membeku mengingatkan, kata janji manismuuuuuu, hauu, hauu…”
Anyway, karena kami orangnya nggak suka dikecewakan, maka dalam artikel ini kami berusaha buat mencantumkan rekomendasi film komedi terbaik yang memang benar-benar lucu khusus untuk kamu. Jika kami nggak dibuat ketawa oleh suatu film, kami nggak akan mencantumkan film itu di daftar ini.
Ini dia daftarnya.
1. Monty Python’s The Meaning of Life
Universal Pictures
Saya punya enam kata untuk mewakili film ini: Serius tapi ngaco, absurd, dan lucu.
Iya, walaupun judulnya terkesan serius banget, The Meaning of Life bakal mengajak kamu untuk memahami aspek krusial yang ada di dalam kehidupan manusia, seperti momen kelahiran, pendewasaan, sampai kematian manusia. Tapi yang namanya film komedi, semua topik serius itu dikemas dengan cara yang absurd.
Lewat film ini, saya bisa mengerti pesan utama yang Monty Python ingin sampaikan mengenai kehidupan di dunia ini: tidak ada yang istimewa dan tetaplah mencoba untuk menjadi orang baik selama masih hidup.
~ Prabu
2. Wayne’s World
Paramount Pictures
Wayne’s World bercerita tentang dua sahabat bernama Wayne dan Garth yang mempunyai acara TV kabel berjudul Wayne’s World. Walaupun isi acaranya nggak jelas, acara mereka populer banget. Acara tersebut bahkan menarik minat pebisnis culas yang pengin menyabotasenya buat kepentingan pribadi.
Itu dia inti cerita dari Wayne’s World. Ya kamu nggak salah baca, plot filmnya memang sesederhana itu.
Tapi yang bikin film ini lucu ada di candaan dari dua karakter utamanya yang polosnya kebangetan. Saya masih bisa tertawa terbahak-bahak saat menonton adegan ketika mereka menjelaskan tentang cara kerja iklan di TV dalam mempromosikan produk. Brilian sekaligus konyol!
Saya masih nggak habis pikir apa yang ada di benak sutradara Penelope Spheeris saat dia menggarap Wayne’s World. Kok bisa ya bikin film yang dipenuhi dengan kritik sosial tapi ditampilkan dengan lucu kayak film ini. Top!
~ Prabu
3. The Gods Must be Crazy
20th Century Fox
Cuma gara-gara menemukan sebuah botol (yang turun dari langit), seorang pria dari pedalaman Afrika harus menghadapi cobaan berat dalam hidupnya. Mulai dari menghadapi rintangan di alam liar sampai harus berdebat tentang kegunaan utama botol itu dengan teman-teman satu sukunya, semua itu harus dia hadapi gara-gara botol yang disangkanya pemberian dewa. Hadeeeh…
The Gods Must be Crazy pas banget buat kamu yang butuh tontonan komedi tanpa harus banyak mikir pas nontonnya. Film ini lebih mengutamakan unsur slapstick, alias teknik komedi yang berfokus pada humor fisik. Agak-agak mirip guyonan acara TV pas sahur gitu deh. Tapi yaah, humor di film ini jauh lebih lucu.
~ Prabu
4. Ace Ventura: Pet Detective
Warner Bros.
Jim Carrey memang nggak ada matinya. Saya pun sampai kesulitan untuk memilih film komedi terbaik Jim Carrey. Walaupun, setelah bertapa selama 3 menit 27 detik, saya tersadar kalau Ace Ventura: Pet Detective selalu mempunyai tempat khusus di hati saya.
Film ini bercerita tentang petualangan Ace Ventura, seorang detektif hewan yang mengemban misi untuk menyelesaikan kasus penculikan hewan. Selain karena jalan ceritanya yang memang komedik banget (detektif yang nyari lumba-lumba?), kekuatan humor dari film ini juga terletak di gaya khas Jim Carrey: ekspresi muka konyol, gestur tubuh elastis, celotehan absurd.
Absurd? Iya lah. Kalau kamu nggak menganggap adegan ketika Jim Carrey berbicara memakai bokongnya, berarti ada yang salah sama kamu!
Dan mulai sekarang kamu harus ingat-ingat, jika cicak di rumah kamu mendadak diculik, hubungi aja detektif hewan a.k.a Ace Ventura.
~ Prabu
5. 40 Year Old Virgin
Universal Pictures
Apa jadinya jika ada sekelompok orang dewasa yang pengin membantu sahabat mereka untuk melepas keperjakaannya? Jangan salah, pria perjaka yang bernama Andy itu umurnya udah nggak muda lagi. Yup, umurnya udah 40 tahun. Normalnya sih, dia udah punya satu atau dua anak!
Kayaknya nggak gampang ya buat memerankan perjaka berumur 40 tahun. Tapi untungnya, Steve Carrel sukses besar dalam memainkan karakter Andy yang raut mukanya lurus banget itu. Dan itu paling terlihat di adegan saat Andy disuruh mencabut bulu dadanya.
~ Prabu
6. Deadpool
20th Century Fox
Saya tahu kalau film ini sebenarnya lebih cocok dibilang film action atau superhero. Tapi ayolah, pada dasarnya Deadpool adalah film komedi!
Setiap dialog yang diucapkan oleh anti-hero milik Marvel ini selalu punya one liner punch line yang mengandung magis humor. Dia pun sering menyindir hal-hal klise dari film superhero dengan cara yang sarkastik banget.
Belum lagi dialog-dialog fourth wall breaking yang selalu dia lakukan untuk berkomunikasi dengan penonton, semakin memperkuat kalau sebenarnya Deadpool adalah sebuah mahakarya komedi.
~ Prabu
7. Shaolin Soccer
Miramax
Apa jadinya kalau teknik bela diri kung fu ala shaolin dikombinasikan dengan teknik sepak bola? Nggak perlu menebak-nebak lagi, karena kamu bisa dapat jawabannya di Shaolin Soccer, film yang dibintangi oleh master komedi dari Hong Kong, Stephen Chow.
Setelah adegan pembuka yang agak miris dari salah satu karakternya, saya jamin kamu nggak dikasih ampun di sisa durasi film ini. Yup, kamu bakal terus dibuat ngakak!
Jangan berharap kamu bakal menemukan sepak bola yang normal di film ini. Semuanya serba lebay. Bahkan Kapten Tsubasa dan Hyuga juga bakalan bergidik saking takjubnya kalau lihat teknik sepak bola kung fu ala Stephen Chow dkk.
Saya sarankan kamu coba juga nonton film-film lainnya dari Stephen Chow. Keabsurdannya mungkin nggak separah Shaolin Soccer, tapi selamat mencoba!
~ Prabu
8. The Hangover
Warner Bros.
Bayangkan kamu sedang berpesta pora semalam suntuk bareng teman-teman. Tiba-tiba saat kamu bangun keesokan harinya, kamu nggak ingat apa pun tentang apa yang terjadi semalam. Lebih parahnya lagi, salah satu teman kamu hilang. Dan saat kamu pengin pergi ke toilet, kamu terlalu takut karena di dalamnya ada harimau.
Itulah yang menjadi garis besar dari jalan cerita The Hangover. Tapi itu belum seberapa, karena cerita film ini bakal semakin gila seiring berjalannya durasi.
Film ini udah punya dua sekuel yang nggak kalah lucu. Jadi, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan setelah selesai nonton The Hangover ‘kan?
~ Prabu
9. Harold and Kumar: Escape from Guantanamo Bay
New Line Cinema
Dibandingkan film prekuelnya yang bertajuk Go to White Castle, Harold & Kumar: Escape from Guantanamo Bay menawarkan humor yang lebih segar dari segi cerita dan karakter-karakternya. Gimana nggak, sekarang mereka terdampar di salah satu penjara paling ketat di seluruh dunia! Ada-ada aja kelakuan mereka nih.
Jenis humornya cenderung masuk ke dark comedy (komedi gelap). Sepanjang film berlangsung, kamu akan plot ngawang ala film komedi stoner (istilah untuk orang yang menggunakan ganja) dan dialog-dialog giting seputar hal-hal sensitif.
~ Prabu
10. Dumb and Dumber
New Line Cinema
Oke saya akui, saya penggemar berat Jim Carrey, dan saya merasa berat kalau hanya mencantumkan satu filmnya. Maka dari itu saya berkewajiban untuk mencantumkan Dumb and Dumber di daftar ini.
Alur film ini nggak terlalu kuat seperti Ace Ventura: Pet Detective. Tapi Dumb and Dumber punya kekuatan di aspek penyampaian dialog dan aksi humornya yang nggak kasih kesempatan buat penonton untuk “bernapas”. Sekalinya kamu bisa sedikit bersantai tanpa harus ketawa, gelontoran lelucon berikutnya langsung dipertontonkan duet Jim Carrey dan Jeff Daniels.
Berkat film ini juga, saya merasa kalau Jim Carrey memang seorang legenda hidup di ranah komedi. Nggak percaya? Silakan tonton film ini dan resapi dengan saksama adegan saat Jim Carrey dan Jeff Daniels berencana untuk membunuh karakter lain dengan racun tikus. Edan!
~ Prabu
11. Liar Liar
Universal Pictures
Lagi-lagi Jim Carrey. Maafkan diri saya yang sudah terlanjur jatuh hati sama film-film komedi Jim Carrey. Tapi ya mau gimana lagi, dia selalu berhasil memancing tawa saya lewat aksinya yang autentik. Dan dia sekali lagi melakukannya di Liar Liar.
Sebenarnya film ini termasuk juga dalam kategori komedi romantis atau romantic comedy. Tapi sisi romantisnya cuma sebatas pelengkap kok. Film ini tetap lebih didominasi sama unsur komedi. Bahkan sedikit berbeda disbanding Dumb and Dumber, di mana Jim Carrey berbagi tugas dengan Jeff Daniels, di Liar Liar Jim Carrey seolah beraksi solo untuk menghibur penonton.
Itu juga pertimbangan saya untuk mencantumkan Liar Liar. Jim Carrey mampu membuat lawakan yang menyesuaikan dengan karakter yang dia mainkan di setiap filmnya.
Oh satu lagi, mungkin kamu akan menyadari Jim Carrey adalah seorang komedian jenius kalau kamu cukup sabar untuk menonton gag reel yang muncul setelah film selesai.
~ Prabu
12. 3 Idiots
Reliance BIG Pictures
Komedi satir yang cerdas. Nggak ada kata lain yang bisa mewakili 3 Idiots selain komedi satir yang cerdas!
Sebagai film bergenre satir, film ini jelas mengandung pesan dan kritik yang disampaikan melalui tiga karakter mahasiswa jurusan teknik, terutama kritik untuk sistem pendidikan di India. Tapi kamu sama sekali nggak akan merasa lagi diceramahi ketika mendengarkan kritiknya. 3 Idiots dengan lihai membungkus semua kritikan itu dengan komedi yang memang beneran lucu habis.
Setelah dibikin ketawa terbahak-bahak, kamu pun mungkin bakal mengangguk setuju dengan kritikan yang tersemat di dalam film ini, sambil bilang, “Iya juga ya. Benar, aku juga merasakan hal ini di kehidupan.”
Yup, meskipun lebih ditujukan buat mengkritik sistem pendidikan India, kritikan dalam film ini juga lumayan relevan dengan kondisi dan budaya pendidikan di Indonesia sekalipun.
~ Dhika
13. One Cut of the Dead
Enbu Seminar
Kalau film komedi yang satu ini, pada awalnya saya dibuat bingung saat menontonnya. Begitu film dimulai, saya diperlihatkan gambar dengan kualitas yang… aah… jelek banget. Saya serasa lagi nonton film kelas B yang bujetnya mungkin setara dengan harga motor bebek bekas.
Entah kenapa, saya merasa ada yang salah sama film ini. Mungkin itu karena akting dari aktor-aktornya yang memprihatinkan? Atau mungkin karena faktor jalan ceritanya yang seperti dibuat asal-asalan? Atau mungkin karena efek darah yang kelihatan banget bohongannya?
Dan semua pertanyaan itu akhirnya terjawab saat One Cut of the Dead menginjak pertengahan durasi. Di momen itu juga kita bakal mendapat hiburan komedi yang sesungguhnya dari film ini. Satu saran saya kalau kamu pengin nonton film ini: jangan berpikir One Cut of the Dead itu film zombie biasa, dan bersabarlah.
~ Dhika
14. In the End (Phobia 2)
GTH
Jika kamu belum tahu, 4bia dan sekuelnya, Phobia 2, merupakan film omnibus dari Thailand. Dan In the End merupakan film kelima di Phobia 2.
Sama dengan One Cut of the Dead, Phobia 2 juga termasuk dalam kategori film horor. Terdiri dari lima film pendek, empat film pertamanya memang murni horor. Tapi tunggu dulu, suasana yang berbeda mulai terasa di film kelimanya yang menceritakan tentang empat kru film bernasib sial. Gimana nggak sial, kuartet ini harus menyelesaikan syuting film saat pemeran hantunya mendadak meninggal!
Untuk lengkapnya, kamu harus nonton langsung. Mustahil menjelaskan film ini tanpa masuk ke ranah spoiler. Saya hanya bisa bilang, kalau kamu butuh tontonan horor yang berkualitas, saya merekomendasikan banget Phobia 2. Tapi saat kamu butuh komedi yang benar-benar mengocok perut, saya sarankan kamu langsung loncat ke film terakhirnya.
~ Dhika
15. Why Don’t You Play in Hell?
Drafthouse Films
Judulnya mungkin bisa dibilang seram, tapi isi filmnya jauh dari kata seram.
Mau tahu seberapa absurd film ini? Contohnya, apa kamu pernah dengar ada kelompok yakuza yang membuang senjata api dan jas keren mereka, lalu menggantinya dengan kimono dan katana? Alasannya, pistol dan jas itu “nggak Jepang banget”. Nggak berhenti sampai di situ, mereka juga memindahkan markas ke benteng kuno ala zaman samurai.
Masih kurang absurd? Bagaimana kalau kamu melihat ketua yakuza jatuh cinta pada aktris cilik yang jadi model iklan sikat gigi, dan ketua yakuza yang ganas itu jadi sering menyanyikan jingle iklan tanpa sadar di depan anak buahnya?
Cukup dulu deh soal keabsurdannya. Inti dari film ini sendiri menceritakan tentang sutradara amatir dan kru filmnya yang secara kebetulan harus memfilmkan dua kelompok mafia yang tengah berperang. Durasi filmnya mencapai dua jam, tapi kamu bakal dapat hiburan yang sepadan dengan menonton Why Don’t You Play in Hell?
~ Dhika
16. Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan
20th Century Fox
Wah, judulnya panjang banget yah. Tapi tenang, kamu nggak akan dibuat pusing sama film yang satu ini.
Jadi Borat itu adalah reporter dari Kazakhstan yang sengaja pergi ke Amerika untuk mempelajari budaya masyarakat di sana. Harapannya, dia akan membawa pulang bekal ilmu dari negeri Paman Sam untuk diterapkan di negara asalnya. Tujuannya itu mungkin mulia, tapi kepolosan dari Borat malah bikin perjalanan studi bandingnya jadi penuh kekacauan.
Yup, saking polosnya Borat, lift pun dikira kamar tidur.
~ Dhika
17. Ted
Universal Pictures
Rasanya nggak aneh kalau kita melihat anak kecil yang menginginkan boneka beruangnya hidup layaknya manusia. Tapi bagaimana jika impian anak itu menjadi kenyataan,lalu si boneka beruang tumbuh menjadi sosok pencandu narkoba dan sering membuat masalah?
Yup, itulah inti cerita film yang dibintangi Mark Wahlberg dan Seth MacFarlane ini. Jika kamu menggunakan imajinasi, kamu pasti bakal ketawa parah saat melihat adegan Mark Wahlberg memacu kencang mobilnya sambil diiringi lagu tema The Flash.
Untuk apa dia kebut-kebutan di jalan seperti itu? Untuk bertemu pemeran The Flash yang merupakan idolanya sedari kecil, lalu teler bareng.
Oh ya, siap-siap juga dengerin narator film ini yang sering nyeletuk hal-hal absurd.
~ Dhika
18. The Naked Gun
Paramount Pictures
Naked Gun sendiri udah dibuat jadi trilogi yang dirilis antara tahun 1988 sampai 1994. Udah lama memang, tapi ketiga-tiganya masih layak untuk ditonton hari ini.
Karakter utama dalam film ini adalah polisi yang bisa dibilang selalu beruntung. Kenapa beruntung? Karena dia sebenarnya polisi yang kurang becus, tapi akhirnya selalu bisa memecahkan kasus sekaligus menangkap penjahatnya. Dan dalam perjalanannya memecahkan kasuslah adegan absurd nan lucu bertebaran begitu banyak.
Nggak hanya itu, film ini juga suka menyindir keabsurdan yang ada di film lain. Contohnya, penjahat figuran yang selalu keburu tewas ketika ditanya di mana lokasi persembunyian tokoh antagonis.
~ Dhika
19. Anchorman: The Legend of Ron Burgundy
DreamWorks Pictures
Bagaimana bayangan kamu tentang pembawa acara berita di televisi? Pintar, berwibawa, atau punya suara yang khas? Jangan bawa bayangan kamu itu jika kamu menonton film ini, karena Ron Burgundy dan tim beritanya pasti akan merusak bayangan kamu dengan kekonyolan mereka.
Film yang dibintangi Will Ferrel ini dirilis pada tahun 2004, sebelum disusul dengan sekuelnya, Anchorman: The Legend Continues yang rilis hampir sedekade kemudian. Kalau kamu belum tahu, film ini punya status cult di antara para penggemarnya. Itu saja rasanya udah cukup untuk menggambarkan seberapa lucu film ini.
Hmm… kamu mau bukti keabsurdan film ini? Tunggu sampai kamu lihat adegan tawuran antar reporter. Mana ada tawuran antar reporter di kehidupan nyata!
~ Dhika
20. Step Brothers
Columbia Pictures
Nggak semua anak bisa menerima begitu aja jika orang tuanya memutuskan untuk menikah lagi setelah bercerai. Anak itu mesti beradaptasi dengan kehadiran sosok ayah/ibu serta saudara tiri. Semua itu pastinya nggak mudah untuk si anak.
Tapi bagaimana jika kejadian itu menimpa pria paruh baya? Will Ferrel (39 tahun) dan John C. Reilly (40) mesti menerima “kenyataan pahit” ketika pernikahan orang tua mereka membuat keduanya menjadi saudara tiri. Layaknya anak kecil, dua pria ini merajuk dan nggak mau mengakui kalau mereka sekarang sudah menjadi saudara dan harus tidur dalam satu kamar.
Apa kedua saudara tiri ini bisa akur? Mendingan kamu tonton langsung kelakuan “anak-anak tua” ini.
~ Dhika
Akhir kata, ada berapa film dari daftar film komedi terbaik ini yang udah kamu tonton?
Alkisah, ada seorang cewek atau cowok pemalu yang sedang dimabuk asmara. Ia sering memandang gebetannya dari jarak jauh. Setelah melalui berbagai rintangan yang menghadang (termasuk mengalahkan saingannya), akhirnya si cowok atau cewek pemalu itu bisa mendapatkan hati gebetannya. Mereka jadian, dan cerita pun tamat.
Sadar nggak kalau kebanyakan manga dan anime bergenre romance rata-rata punya jalan cerita kayak di atas? Kesederhanaan cerita tersebut biasanya ditempeli juga dengan berbagai klise khas anime: teman masa kecil yang selalu menemani karakter utama, cinta segitiga, dan harem, harem, dan harem!
Maka dari itu, dalam artikel ini, saya mau kasih rekomendasi anime berunsur romance yang nggak mainstream. Nggak semua anime di daftar ini murni drama romantis sih; anime yang disusupi unsur komedi, psikologis, dan gore pun ada.
Satu lagi, kamu nggak bakalan nemu anime yang terlalu berbau shoujo.
1. Koe no Katachi (A Silent Voice)
Shochiku
Karma itu bukan konsep yang dipercaya semua orang. Tapi buat Shouya Ishida, mau nggak mau dia harus percaya sama karma.
Saat dia masih SD, Shouya sering banget melampiaskan rasa bosannya dengan merisak (bully) seorang murid pindahan di sekolahnya, Shouya Nishimiya. Yang lebih parahnya, Nishimiya itu nggak bisa mendengar dan berbicara alias tuna rungu dan tuna wicara. Perisakan yang dilakukan Shouya pun nggak tanggung-tanggung kejamnya. Dia pernah mencopot alat bantu pendengaran milik Nishimiya, lalu melemparkannya ke kolam.
Dan di sinilah karma akhirnya mendatangi Shouya. Saat ibunya Nishimiya mendengar perisakan yang dialami putrinya, semua siswa di kelas menyalahkan Shouya. Situasi pun berbalik, si perisak akhirnya dirisak oleh sahabat-sahabatnya sendiri. Shouya bahkan harus rela untuk terus jadi korban perisakan sampai dia SMA.
Topik yang diangkat oleh A Silent Voice memang tergolong sensitif, yakni tentang perisakan dan penderitaan mental yang dialami korbannya. Tapi justru di situlah letak keistimewaan dari anime ini; ia tak segan mengungkit topik yang sensitif tersebut, lalu membungkusnya dengan cerita romansa yang unik tapi sangat menyentuh hati.
Apa jadinya jika mantan pelaku perisakan jatuh cinta pada korbannya? Mungkin benar kata pepatah yang bilang “Jangan pernah bilang kamu membenci seseorang. Karena orang yang kamu benci itu bisa jadi jodoh kamu suatu hari nanti.”
2. Yamada-kun to 7-nin no Majo (Yamada-kun and the 7 Witches)
Crunchyroll
Satu lagi anime yang masuk kategori komedi romantis. Cerita Yamada-kun to 7-nin no Majo berkisar pada usaha siswa SMA berandalan yang udah bertobat untuk menemukan penyihir di sekolahnya.
Seperti yang bisa dilihat dari judulnya yang membawa-bawa penyihir, anime ini sarat dengan unsur fantasi dan supernatural. Karakter utama perempuannya saja punya kemampuan bertukar tubuh. Terlepas dari itu, Yamada-kun to 7-nin no Majo nggak lantas melupakan akar romance-nya kok.
Kamu yang introvert mungkin bakal terhubung sama karakter di anime ini. Melihat gimana usaha Yamada si karakter utama dalam mencari topik obrolan dengan gebetannya, atau gimana bingungnya Yamada saat mencoba menarik perhatian teman-temannya, mungkin kamu bakal bilang dalam hati, “Ini gue banget!”
Berteman dengan seseorang saat di bangku sekolah, lulus, berpisah, lalu saling melupakan. Itu adalah siklus kehidupan yang dialami banyak orang. Tapi Yamada-kun to 7-nin no Majo menghadirkan pengingat yang bagus bagi kita akan arti menjaga hubungan persahabatan.
3. Elfen Lied
Sentai Filmworks
“Ini mah bukan anime romance, tapi horor!” mungkin sebagian dari kamu berpikir kayak gitu.
Yup, dugaan kamu nggak salah. Elfen Lied penuh banget sama adegan gore dan kekerasan (fisik dan seksuil), yang bikin anime ini pantas masuk genre horor atau thriller.
Tapi jangan lupakan juga kalau Elfen Lied itu menceritakan hubungan spesial antara dua insan yang berbeda. Well, lebih tepatnya, cewek dan cowok yang berbeda spesies: yang satunya manusia, yang satunya lagi makhluk yang disebut Diclonius. Dan perbedaan antara kedua karakter utama itulah yang mampu diramu dengan sangat baik dalam Elfen Lied: bagaimana suatu perbedaan yang kemudian disulut oleh prasangka buruk dan dendam bisa jadi jurang pemisah antara satu manusia dengan manusia lainnya.
Satu lagi, ketika saya selesai menonton anime ini, saya jadi berpikir apakah orang yang melakukan dosa besar pada kita pantas untuk dimaafkan, meskipun sebelumnya kita menaruh hati ke orang tersebut? Entah ya reaksi kamu kayak gimana saat menontonnya.
4. Byousoku 5 Centimeter (5 Centimeters Per Second)
Discotek Media
Keunggulan anime ini ada di kemampuannya mengubah cerita klise tentang persahabatan masa kecil berubah jadi cinta dengan alur cerita, musik latar, hingga kata-kata yang indah sekaligus menusuk hati. Kenyataan bahwa dua karakter utamanya semakin tumbuh dewasa dan memiliki kehidupan masing-masing malah makin menambah nuansa kesedihan.
Buat saya sendiri, anime ini bisa membuat penontonnya mengingat kembali keluguan masa sekolah dulu, di saat kita hanya bisa menanggapi gebetan dengan senyum simpul cool yang dibuat-buat. Padahal dalam hati, kita dibuat berbunga-bunga banget.
(Spoiler alert!) Dan akhirnya cinta monyet kita itu pun kandas karena si gebetan udah keburu nikah sama orang lain.
5. Shigatsu wa Kimi no Uso (Your Lie in April)
Aniplex
Hati-hati aja kalau kamu belum nonton, Your Lie in April merupakan anime yang menguras air mata.
Kousei Arima, tokoh utama dalam anime ini adalah pianis yang sangat handal. Namun Arima nggak pernah lagi menyentuh dan memainkan piano setelah kematian ibunya yang sekaligus menjadi gurunya. Ya, kematian ibunya membuat Arima mengalami trauma yang hebat… sampai ia bertemu Kaori Miyazono, seorang pemain biola berbakat yang menyembunyikan rahasia besar dari Arima. (Dan itu kenapa anime ini berjudul Your Lie in April atau Kebohongan Ente di Bulan April).
Jalan cerita yang nggak mudah ditebak juga jadi salah satu alasan kenapa anime ini wajib kamu tonton. Ada kalanya kita dibikin bahagia oleh adegan-adegannya, lalu kita dibuat berharap, dan akhirnya perasaan kita dijatuhkan hingga hancur berkeping-keping.
Mengingat ini adalah anime yang berkaitan dengan musik, kamu akan dimanjakan dengan sajian musik-musik yang berkualitas. Musik yang hadir di dalam anime ini nggak cuma jadi pemanis, tapi juga jadi penguat cerita yang memengaruhi emosi. Pilihan musiknya pun bikin kamu serasa nonton drama musikal.
Percuma hanya baca lewat artikel ini. Kalau kamu pengin dapat kesan yang lengkap, dan kenapa banyak orang yang dibuat baper sama anime ini, baiknya kamu tonton langsung Your Lie in April.
6. Toradora!
NIS America
Jangan menilai orang dari tampangnya. Bahkan jika orang itu punya tampang yang mengintimidasi kayak preman kelas bantam, mungkin saja hati orang itu sebenarnya lembut seperti bidarari. Sebaliknya juga, seseorang bisa aja bertampang imut seperti boneka Chucky, tapi hatinya keras seperti naga.
Sekarang, bagaimana jika situasi memaksa dua orang yang sifatnya sering disalahpahami itu untuk sering bersama? Nggak, mereka nggak akan langsung jatuh cinta. Mustahil malah, sifat mereka terlalu saling bertolak belakang. Yang ada mereka saling bermusuhan.
Pelan tapi pasti. Terlepas dari sisi komedinya, hubungan antara protagonis di anime ini dibangun dengan perlahan sampai kita diperlihatkan klimaksnya. Tapi karena itu pula kamu mungkin dibuat penasaran, “Apakah mereka akhirnya jadian?”
Apa kamu penggemar anime seperti saya? Kalau iya, pastinya kamu punya situs download anime yang jadi andalan kamu ‘kan? Lho, kamu masih nonton anime dari Youtube? Anime di Youtube’kan kebanyakan hanya berupa cuplikan. Meskipun ada yang per episode, biasanya kualitas gambarnya nggak terlalu bagus. Beda banget ketika kamu nonton di 10 situs download anime keren yang bakal kita bahas ini. Selain itu kamu juga bisa unduh anime favorit kamu dengan kualitas HD secara gratis.
Beberapa situs download anime ini juga punya fitur-fitur tambahan yang bisa bikin pengalaman menonton anime kamu jadi lebih menyenangkan. Tanpa berlama-lama lagi, yuk langsung kita simak daftar 10 situs download anime terbaik (5 terbaik subtitle Inggris, 5 terbaik subtitle Indonesia) pilihan Selipan.
1. 9anime
Di situs ini kamu bisa mengunduh dan menonton anime dari yang terbaru sampai yang lawas. 9anime juga memungkinkan kita memilih anime dengan subtitle bahasa Inggris dan yang sudah diisi suara bahasa Inggris. Fitur keren bisa kamu lihat dengan menggeser kursor ke ikon anime di halaman depan. Ikon anime bakal menampilkan sinopsis, rating, genre, status tayang, serta beberapa informasi lainnya tentang suatu anime. 9anime menyediakan pilihan kualitas video dari 360p sampai yang paling mantap, 1080p.
2. Kissanime
Banyak penggemar anime setuju bahwa Kissanime adalah situs unduh anime terbaik. Mungkin itu didasari karena situs ini begitu teratur dan konsisten dalam memperbarui episode anime yang tayang setiap minggunya. Kualitas video yang disediakan mulai dari 240p sampai 1080p. Tapi untuk mengunduh animenya, kamu mesti bikin akun dulu, guys. Selain itu di situs ini kamu juga bisa streaming anime, baca manga, dan nonton serial drama Asia. Wow!
Kissanime tergolong situs yang mobile-friendly, artinya kamu bisa membuka situs ini dan menikmati kontennya langsung dari smartphone kamu.
3. Animetosho
Situs keren selanjutnya yaitu Animetosho. Salah satu keunggulan situs ini yaitu kamu bisa mengunduh semua episode anime favorit kamu dalam satu paket. Tapi buat download animenya kamu butuh software Torrent. Yup, ini adalah situs agregator Torrent khusus anime. Kalau kamu biasa menggunakan Torrent untuk urusan download di internet, pasti kamu lebih nyaman menggunakan Animetosho.
4. Chia-anime.tv
Pengin nonton anime lewat ponsel? Chia-anime solusinya. Situs ini punya tampilan yang ramah pengunjung ketika dibuka melalui ponsel. Videonya nggak banyak buffering (kecuali kalau koneksi kamu lagi jelek). Kelebihan lainnya adalah kamu bisa mengunduh anime saat sedang menonton langsung dari situsnya. Pilihan judul animenya pun banyak banget. Pokoknya cocok banget deh buat kamu yang pengin nonton anime masa kecil dulu.
5. Masterani
Para penggemar anime pasti merasa beruntung dengan adanya Masterani. Di situs ini kamu bisa streaming dan download anime yang kamu mau dengan kualitas 480p dan 720p. Salah satu keunggulan Masterani adalah fitur release schedule (jadwal tayang) yang memberikan informasi mengenai episode anime terbaru yang tayang per harinya.
Para otaku Indonesia pasti tahu situs anime lokal yang satu ini. Oploverz sudah ada sejak 2016 silam dan sampai sekarang masih terus menyediakan tontonan anime paling update buat kita. Di situsnya kamu bisa menonton dan mengunduh anime dengan kualitas 360p sampai 1080p. Cara mengunduh anime dari Oploverz pun ternyata cukup gampang. Tinggal pilih server dan kualitas video yang kamu mau, kemudian download animenya.
7. Anibatch
Pengen nonton anime yang sudah tamat tapi malas download episodenya satu per satu? Hmm… sepertinya kamu harus mengunjungi situs keren ini deh. Anibatch adalah situs anime bahasa Indonesia yang memungkinkan penggunanya mengunduh banyak episode anime sekaligus. Animenya disetor ke beberapa server yang mesti kamu kunjungi saat mengunduh. Hebatnya, Anibatch mengunggah ulang daftar anime mereka secara reguler. Jadi kamu nggak usah khawatir menemukan link download yang kedaluwarsa.
8. Samehadaku
Sama seperti Oploverz, Samehadaku menyuguhkan anime yang paling up-to-date dengan subtitle bahasa Indonesia. Hanya saja Samehadaku nggak memungkinkan kamu untuk menonton anime langsung di situsnya. Situs ini hanya untuk download tapi dengan pilihan format video yang lebih bervariasi (.mkv, .mp4 dan .3gp).
9. Animenonton
Animenonton punya koleksi anime yang lumayan banyak. Kamu juga bisa nonton anime kesayangan dan bebas memilih kualitas video yang ingin kamu inginkan (dari SD sampai HD). Selain itu kamu juga bisa berkomunikasi dengan penonton lain di kolom komentar. Yaa, kalau-kalau saja kamu mau sekadar basa basi atau menyampaikan tanggapan dan prediksi kamu mengenai anime yang sedang ditonton. Di bawah tampilan video ada opsi download. Jika kamu mengkliknya, kamu akan diarahkan ke situs lain dimana kamu bisa mengunduh videonya. Menurut saya Animeku adalah situs bahasa Indonesia terbaik buat menonton anime.
10. Awsubs
Awsubs hampir sama dengan Anibatch dimana kamu bisa mengunduh beberapa episode anime sekaligus. Yang membedakannya, Awsubs punya opsi “jadwal tayang” dan kualitas video yang lebih baik dibanding Anibatch, tapi dengan pilihan link download yang lebih terbatas. Kalau kamu mau banyak episode dengan kualitas baik, kunjungi saja Awsubs. Tapi kalau kuota kamu lagi cekak dan terpaksa nonton anime dengan kualitas standar, Anibatch bisa jadi pilihan utama.
Nah itu dia 10 situs download anime terbaik pilihan Selipan, guys. Sekarang kamu bisa mengunduh dan menonton anime sesuai kebutuhan kamu. Apa sebelumnya kamu sudah tahu 10 situs download anime di atas, atau malah kamu punya rekomendasi lainnya?
Film dokumenter biasanya bersifat informatif atau memberikan semacam pencerahan bagi para penontonnya. Itu dikarenakan film dokumenter erat kaitannya dengan peristiwa dan kejadian-kejadian nyata.
Eits, tapi kalau dipikir-pikir lagi, kenyataan ‘kan gak selalu menyenangkan ya? Bahkan terkadang bisa jadi tragis dan menyeramkan.
Nah, kenyataan seperti itulah yang tercermin dalam 5 film dokumenter berikut ini. Film-film dalam daftar ini punya cerita yang seram, ganjil, dan bisa membuat kamu nggak nyaman. Apalagi jika kamu pencinta film bergenre horor, saya yakin kamu nggak bakal dibuat kecewa sama 5 film ini.
1. The Nightmare (2015)
via lwlies.com
Salah satu kejadian mengerikan yang nggak pengin saya alami adalah sleep paralysis, atau ketindihan dalam bahasa populernya. Fenomena tidur tersebut bisa terjadi saat keadaan mental berada dalam kondisi antara terjaga dan tertidur. Biasanya orang yang ketindihan juga sering melihat halusinasi sosok-sosok aneh atau menakutkan. Yang lebih seramnya, kamu nggak bisa bergerak atau berbicara saat sosok itu mengitari atau mencoba berinteraksi dengan kamu.
Dan di sinilah The Nightmare hadir. Ini adalah film yang menyajikan gambaran nyata tentang fenomena sleep paralysis. Hiiiiiiii…
2. The Imposter (2012)
via movfreak.blogspot.com
Mungkin film ini gak semenyeramkan yang lainnya, tapi layak masuk daftar karena kisahnya yang ganjil.
Ceritanya berawal dari kasus hilangnya seorang bocah lelaki asal Texas bernama Nicholas Barclay pada tahun 1994. Keluarga Nicholas kebingungan lantaran tak kunjung menemukan Nicholas. Sampai akhirnya pada tahun 1997, mereka bersuka cita karena Nicholas ditemukan di Spanyol.
Tetapi setelah itu, keluarga ini merasa ada yang janggal dengan Nicholas. Warna matanya berbeda, wajahnya terlihat lebih tua dari umurnya yang 16 tahun, dan cara berbicaranya pun terdengar asing. Meskipun begitu, keluarga Nicholas sempat menyangkal kenyataan. Toh, mereka sudah tiga tahun lamanya tak bertemu Nicholas. Mereka menganggap wajar perubahan yang terjadi pada Nicholas dalam rentang waktu tersebut.
Tetapi pada akhirnya, pria tersebut mengaku kalau dirinya bukan Nicholas. Jadi siapa pria yang disangka Nicholas ini? Di mana keberadaan Nicholas yang asli?
3. The Donner Party (1992)
via pbs.org
The Donner Party mengisahkan kembali tragedi tentang perjalanan musim dingindi tahun 1846. Pada waktu itu, sekelompok penduduk Amerika yang dipimpin oleh George Donner dan James F. Reed bermigrasi menggunakan kereta kuda menuju California. Akibat mengambil rute yang salah, perjalanan mereka berubah menjadi tragedi mematikan.
Bayangkan saja, dari 87 orang, hanya 48 yang selamat sampai tujuan. Perjalanan mereka dipenuhi hambatan seperti terjebak badai salju, kehabisan persediaan makanan, kuda yang sakit dan mati, konflik internal, dan bahkan beberapa orang yang selamat mengaku telah memakan temannya sendiri supaya bisa bertahan hidup.
The Donner Party merupakan salah satu kasus kanibalisme yang paling populer dalam sejarah Amerika Serikat.
4. The Bridge (2006)
via unrtd.co
The Bridge merupakan film dokumenter tentang jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat.
“Lho, tentang jembatan doang? Apa menariknya?”
Pada bagian pembuka film, kamu akan disajikan pemandangan jembatan dan orang-orang yang berjalan kaki di atasnya. Tapi kemudian kamu bakal sadar inti dari film dokumenter ini ketika kamera menyorot seorang pria yang memanjat pagar jembatan, lalu terjun bebas ke perairan di bawahnya.
Ya, The Bridge menceritakan tentang peristiwa bunuh diri yang sering terjadi di jembatan Golden Gate. Film ini juga menyertakan wawancara kerabat beberapa pelaku bunuh diri dan foto-foto menegangkan sebelum mereka melompat dari jembatan.
5. Child of Rage: A Story of Abuse (1990)
via youtube.com
Film ini menceritakan tentang seorang gadis kecil bernama Beth Thomas yang menderita trauma berat akibat kekerasan seksual yang dilakukan orang tua kandungnya. Dengan durasi 30 menit, film ini sebagian besarnya berisi wawancara Beth dengan psikolog.
Apa yang membuat film ini nggak nyaman untuk ditonton adalah bagaimana Beth menjelaskan dengan tenang saat dia membunuh hewan-hewan kecil di sekitar rumahnya. Dia juga mengaku pernah mencoba membunuh adik kandungnya sendiri, dan bahkan berencana membunuh kedua orang tuanya. Semua dia jelaskan tanpa emosi maupun ekspresi yang berarti.
Jujur, kesan saya saat melihat pengakuan Beth lumayan membuat dahi saya berkerut. Dia seperti tokoh penjahat psikopat, tetapi dalam wujud gadis kecil. Untungnya, Beth sudah menjalani pemulihan mental, dan sekarang dia hidup seperti orang normal.
Itu dia 5 film dokumenter horor yang saya rekomendasikan. Menurut kamu film yang mana yang paling menarik? Pencinta film horror wajib nonton, dijamin nggak bakal nyesel.
Pada suatu hari yang adem, secara kebetulan dan tak disangka-sangka saya melihat poster film Fast & Furious:Hobbs and Shaw di tembok bioskop. Sekilas nggak ada yang istimewa dari poster itu, kalau saya nggak teringat sama masa lalu Dwayne “The Rock” Johnson.
Waktu saya masih kecil, dia itu pegulat legendaris di WWE (di Indonesia sering disederhanakan jadi Smekdon). Tapi saat saya dewasa kini, dia udah bertransformasi jadi aktor profesional layaknya Iqbal Coboy Junior. Aaaah, betapa cepat waktu berlalu.
Anyway, apa kamu tahu ada pegulat-pegulat lain yang menjajal dunia seni peran? Yaah, walaupun ada yang aktingnya bagus, sebagiannya lagi biasa aja.
Baiklah, kita mulai daftarnya dari…
10. Triple H
Samuel Goldwyn Films
Jika kamu nggak tahu menantu dari bos WWE Vince McMahon ini pernah main film, saya nggak menyalahkan kamu. Semua filmnya memang nggak ada yang sukses, baik dari sisi kritik maupun komersial.
Saya ambil contoh dari dua filmnya, The Chaperone dan Inside Out, yang gagal total. Seolah saling melengkapi, aktingnya pun dicerca habis-habisan oleh para kritikus.
Mungkin Triple H lebih cocok mengurus WWE daripada berakting di film ya. Mungkin, karena siapa tahu suatu hari nanti kualitas aktingnya bisa setara dengan Brad Pitt.
9. The Undertaker
New Line Cinema
Mark William Callaway… siapa penggila WWE yang nggak kenal dengan jurus andalannya sebagai Undertaker? Chokeslam! Belum lagi Harley Davidson-nya yang suka dibawa-bawa ke samping ring, kayaknya hampir semua pencinta gulat bakal terkesan kalau lihat gaya Undertaker.
Tapi karena Undertaker nggak mungkin terus-terusan melakukan Chokeslam di film, karismanya itu seakan melenyap entah ke mana saat harus beradu akting. Film yang jadi panggung utamanya dalam seni peran pun berakhir nggak kalah mengenaskan.
15%, itu skor yang didapat oleh Suburban Commando, film yang sama-sama dibintangi Undertaker dan Hulk Hogan.
8. Kane
Yeaaah… Chokeslam!/Lionsgate
Saya masih ingat teman-teman masa kecil saya dulu sering berpura-pura jadi Kane saat main Smekdon. Bagi kami para bocah, Kane itu keren. Dia nggak pernah bicara; mukanya ditutupi topeng; dan setiap dia muncul, ring selalu dipenuhi api.
Tapi sama dengan Triple H, “adik” dari Undertaker ini kurang punya peruntungan yang bagus di dunia perfilman. Sebelum cek Wikipedia, saya bahkan cuma tahu satu film yang dibintanginya, See No Evil. Dan film itu pun cuma dianugerahi skor 8% oleh Rotten Tomatoes.
Jika kamu ulangan di sekolah, lalu dapat nilai 8 dari total 100 poin, kamu pasti nggak akan bilang-bilang ke orang tua ‘kan?
7. Stone Cold Steve Austin
Sebagai juara King of The Ring 1996 dan belasan kali menjadi juara dunia WWE, kayaknya Stone Cold memang nggak butuh mengambil profesi baru lagi. Sampai hari ini pun dia kadang-kadang muncul di WWE. Kasarnya, rezeki dia di dunia gulat masih aman.
Tapi di tahun 2005 dia menerima tawaran berakting di film The Longest Yard. Okelah, saya pikir tawaran itu mungkin dia ambil cuma buat iseng aja. Eeehh, nggak tahunya selang beberapa tahun setelahnya dia main film lagi lewat The Expandables dan The Condemned. Di film yang disebut terakhir, dia jadi pemeran utamanya lagi.
Ini akibatnya kalau kamu mengejek kepala botak Stone Cold/Lions Gate Entertainment
Oke, film-filmnya mungkin lumayan. Dan akting Stone Cold pun terkesan biasa aja, nggak jelek tapi nggak bisa dibilang mengagumkan juga. Hampir semua filmnya cenderung mengeksploitasi gaya Stone Cold di WWE yang terkenal gahar dan bengis. Jadi peran yang dia dapatkan karakteristiknya gitu-gitu saja.
Rekomendasi filmnya: The Expendables (2010)
6. Randy “Macho Man” Savage
Sony Pictures
Pindah profesi itu susah-susah gampang. Pasti banyak orang yang terlanjur mengidentikkan kamu dengan profesi lama kamu. Kejadian yang sama juga terjadi pada beberapa pegulat WWE yang mencoba peruntungan di bidang akting, seperti Randy Savage.
Karena dia udah terlalu dikenal dengan personanya yang macho, Randy Savage sering dapat peran yang sama banget dengan citranya sebagai pegulat. Contohnya kayak di seri Baywatch, karakternya nggak jauh beda sama karakter yang dia tunjukkan saat ada di atar ring WWE.
Rekomendasi filmnya: Spider-Man (2002)
Senggaknya walaupun berperan jadi pegulat lagi, dialognya dengan Peter Parker cukup menghibur dan jadi titik penting di plot film.
Umurnya memang nggak muda lagi, tapi Hulk Hogan masih aktif terlibat di dunia gulat sampai saat artikel ini ditulis – walaupun sekarang dia lebih sering terlibat di belakang layar sebagai mentor untuk pegulat baru.
Hulk Hogan memulai karier aktingnya di Rocky 3 (1982) sebagai pegulat yang jadi lawan tanding Rocky. Nggak ada yang spesial dari penampilannya di film tersebut. Dia baru menonjol saat mengambil peran di film-film komedi. Akting komedinya pun nggak terlalu buruk kok. Kalau penasaran, kamu bisa tonton Santa With Muscles (1996). Lumayan laaaah.
Harusnya dia juga pakai setelan kayak gini di atas ring/New Line Cinema
Rekomendasi filmnya: Mr. Nanny (1993)
Sepertinya ini langkah paling berani dari Hulk Hogan sebagai aktor film. Bayangin cuy, pegulat gahar kayak dia mau-maunya pakai baju balet.
4. Big Show
Kayaknya sih karena pengaruh Hulk Hogan yang berani main film komedi, beberapa pegulat jadi ikut mencoba peruntungan buat main film komedi juga. Ada yang berhasil, ada yang nggak. Untungnya Big Show si pegulat raksasa lebih masuk kategori yang pertama.
“Muahahaha, saya nggak tahu apa yang saya tertawakan! Mwahahaha!”/Walt Disney Pictures
Big Show mulai mencuri perhatian penikmat film saat dia memerankan karakter Captain Insano di The Waterboy (1998), film komedi yang pemeran utamanya Adam Sandler. Sebelumnya dia juga sempat jadi figuran di Jingle All The Way (1996). Tapi aksinya di film The Waterboy yang membuat pegulat berbobot sekitar 230 kg ini lebih terekspos.
Big Show pun mendapatkan kesempatan untuk jadi pemeran utama di film Knucklehead. Namun sayangnya, film ini mendapat ulasan yang kurang bagus dari banyak kritikus film. Padahal akting dia nggak jelek-jelek amat.
Rekomendasi filmnya: Knucklehead (2010)
Mulai dari gestur sampai cara dia berdialog di film ini lucu. Nggak lucu-lucu banget sih, tapi lumayan menghibur.
3. John Cena
Perjalanan menjadi bintang Holywood untuk pegulat yang pernah jadi juara dunia WWE sebanyak 12 kali ini nggak mudah. Debutnya di film aksi The Marine (2006) dihujat habis-habisan oleh kritikus. Belum lagi film dia selanjutnya, 12 Rounds (2009), juga mendapat perlakuan yang sama. Tapi John Cena nggak sepenuhnya bersalah. Dua film itu memang nggak punya kualitas yang mumpuni.
Nasib baik malah mulai mendatangi John Cena saat dia main di genre komedi. Film kayak Blockers dan Trainwreck ternyata lumayan digandrungi oleh banyak orang. Berkat perannya di film komedi pula, John Cena jadi punya kesan baru sebagai pegulat yang bisa melawak. Lumayan jauh dari gaya dia waktu di WWE yang mengambil setelan rapper militan.
Rekomendasi filmnya: Blockers (2018)
Akting konyol John Cena di film ini top banget.
Dulu saya nggak pernah membayangkan John Cena bakal berpose kayak gini/Universal Studios
2. Batista
Pegulat yang punya julukan The Animal ini memulai karier aktingnya di film-film laga seperti House Of The Rising Sun (2011), The Scorpion King 3 (2011), dan Riddick (2013). Tapi ya kembali lagi, tipikal nasib pegulat yang baru masuk dunia akting, kalau nggak dapat film medioker, perannya juga nggak begitu menonjol.
Tapi sepertinya kebanyakan penikmat film – termasuk saya — mulai lebih “ngeh” akan kehadiran dirinya di dunia akting berkat film Guardians of the Galaxy (2014). Lewat film itu, Batista seperti membuktikan kalau dia memang bisa berakting. Siapa sih yang nggak ngakak sama adegan konyol dari Drax?
Walt Disney Pictures
Rekomendasi filmnya: Guardians of the GalaxyVol. 2 (2017).
Salut buat Batista yang bisa memerankan karakter Drax nyaris tanpa cela.
1. The Rock
Kalau nggak mencantumkan The Rock di daftar ini tuh kurang afdol rasanya. Keberuntungan The Rock memang nggak hanya terletak di atas ring, tapi juga di bidang akting.
Memulai karier layar lebarnya lewat The Mummy Returns (2001), The Rock terus menjelma jadi aktor profesional yang aktingnya semakin mantap dari film ke film. The Rock sudah pernah bermain di film-film laga box office seperti The Rundown (2003), The Walking Tall (2004), sampai Fast Five (2015). Kemampuan aktingnya juga nggak hanya berguna di film laga, The Rock pun piawai memainkan karakter komedi seperti di The Game Plan (20017) dan Tooth Fairy (2010).
20th Century Fox
Sepertinya keputusan The Rock untuk pensiun dari dunia gulat memang tepat. Dari sekian banyak jajaran film yang udah dia mainkan, hampir semuanya sukses. Belum lagi The Rock sering dinominasikan dalam ajang penghargaan film.
Rekomendasi filmnya: Fast Five (2015).
Hobbs keren banget, cuy. Sosok supercop yang sebenarnya!
Menurut kamu, siapa nih pegulat WWE yang beneran jago akting dan filmnya bagus? Daftar ini saya tulis berdasarkan analisa gembel amatir saya. Masalah akting bagus atau nggak sebenarnya kembali lagi ke penilaian masing-masing penonton.
Monster dan hantu selalu jadi sumber ketakutan saya waktu masih kecil. Saya nggak pernah berani pergi ke toilet sendirian pas tengah malam. Takut aja pas lagi asyik-asyiknya nongkrong, tiba-tiba ada hantu yang mengetuk pintu toilet. Nggak lucu juga ‘kan kalau saya sampai panik waktu cebok!?
Kenapa saya begitu penakut pas masih kecil dulu? Salah satu alasannya, karena saya suka baca buku Scary Stories to Tell in the Dark.
Scary Stories to Tell in the Dark karya Alvin Schwartz adalah buku yang berisikan kumpulan cerita horor. Sedikit informasi aja nih, Scary Storiessempat dilarang beredar di tahun 2000-an di Amerika Serikat karena cerita-ceritanya dianggap nggak cocok buat anak-anak. Wajar sih, Schwartz memasukan tema satanisme dan kekerasan ke beberapa ceritanya. Jadi beralasan banget kalau para orang tua nggak mau anak mereka yang masih kecil sampai bertanya, “Mama, Papa, boleh nggak aku gabung kelompok pemuja setan? Mereka keren kayaknya.”
Tapi kita kesampingkan dulu cerita dari buku itu. Satu hal yang paling bikin Scary Stories to Tell in the Dark menyeramkan adalah ilustrasinya yang dibuat oleh Stephen Gammel. Sesudah saya lihat ilustrasinya, pikiran saya pasti selalu dipenuhi sama hantu dan monster dari ilustrasi tersebut.
Nih, saya kasih contoh ilustrasi di Scary Stories to Tell in the Dark.
Buat anak kecil sih, ini serem banget/Harper & Row
Berkat ilustrasi dari Gammel pula, Scary Stories terasa jauh lebih mengerikan dibanding salah satu buku horor lain favorit saya waktu kecil, Goosebumps. Scary Stories memberikan apa yang Goosebumps nggak bisa berikan: kengerian yang muncul karena melihat penampakan hantu.
Begitu saya dengar Guillermo del Torro terlibat dalam produksi film Scary Stories to Tell in the Dark, rasa optimis langsung membubung tinggi dalam hati saya. Buat saya, del Torro yang udah dalam film-film seputar monster dan horor memang cocok banget buat Scary Stories. Monster di film-film del Torro selalu punya ciri khas; menyeramkan tapi masih punya sisi estetis. Kamu bisa lihat buktinya di film semacam The Shape of Water atau Pan’s Labyrinth, film yang berisi monster favorit saya…
Ci luk baaaaa/Warner Bros.
Untungnya, tradisi dari del Torro tersebut masih berlanjut di Scary Stories. Malahan hantu dan monster dalam versi film Scary Stories melampaui ekspektasi saya. Well, mungkin saya agak terlalu melebih-lebihkan peran del Torro. Ada banyak orang yang terlibat dalam membuat film Scary Stories ini nampak begitu menyeramkan, terutama sutradara André Øvredal.
Secara keseluruhan, keseraman hantu-hantunya udah sesuai banget dengan ilustrasi di buku sumbernya. Saya ambil contoh dari The Jangly Man.
Ini ilustrasi di bukunya/via b87fm.com
Sementara di filmnya, The Jangly Man terlihat seperti ini…
Lions Gate
Detail seperti tata warna dan tekstur kulitnya menjadikan The Jangly Man di versi film sama seramnya dengan ilustrasi bukunya. Dan itu juga yang bikin adegan saat The Jangly Man muncul untuk membunuh salah satu karakter utama jadi adegan favorit saya.
Menurut Troy James, aktor yang berperan sebagai The Jangly Man, bentuk fisik hantu tersebut terinspirasi dari ilustrasi yang muncul untuk beberapa cerita di buku Scary Stories to Tell in the Dark. Dan dari referensi tersebut, del Torro berhasil menciptakan karakter The Jangly Man yang lebih seram dan menjijikan di film adaptasinya. Asli bentuk hantunya syeerem, bosku!
Kenapa saya menyebut Scary Stories sebagai film yang membawa kembali mimpi buruk masa kecil
Kekuatan dari buku Scary Stories memang nggak terletak di jalan ceritanya yang tergolong simpel, ringan, dan kadang konyol. Ilustrasinyalah yang bikin Scary Stories jadi buku horor favorit anak-anak. Mungkin karena itu juga versi film dari Scary Stories punya rating PG-13; film ini memang ditujukan untuk bisa ditonton anak-anak dan remaja. Jadi kamu nggak usah terlalu berharap film ini bakal menyajikan adegan sekejam film horor dewasa. Sama seperti bukunya, film ini lebih lebih mengandalkan bentuk dan penampakan menjijikan dari hantu dan monsternya.
Dan, oh ya, film ini juga mengandung jump scare yang lumayan bikin saya kaget dan pengin buang air besar di celana cemas dag dig dug. Tapi selain itu, film Scary Stories to Tell in the Dark kurang punya sesuatu yang spesial, faktor yang membuat film ini bisa disejajarkan dengan horor-horor klasik.
Saya menulis di judul artikel ini kalau Scary Stories to Tell in the Dark sebagai film yang mampu membangkitkan kembali mimpi buruk masa kecil. Dan memang itulah yang saya rasakan ketika nonton film ini. Film Scary Stories mengingatkan saya pada masa-masa ketika saya rajin baca novel-novel horor dulu, seperti Goosebumps dan, well, Scary Stories to Tell in the Dark.
Film, biar bisa dibilang keren, tentunya harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Beberapa kriterianya seperti punya alur cerita yang menarik, aktor yang cocok, dan editing yang bagus. Unsur-unsur tersebut kemudian bakal menyatu sesuai dengan suasana yang dibangun di tiap adegannya. Bahkan terkadang buat bikin adegan yang menarik perhatian penonton, para kru film (termasuk aktornya) bisa melakukan hal-hal yang nggak terduga dan bisa dibilang kelewat batas.
Contohnya bisa kamu lihat di 6 film ini. Meskipun 6 film ini punya adegan-adegan ikonik yang terus menempel di ingatan para penontonnya, kamu mungkin nggak bakal nyangka usaha yang harus dilalui untuk membuat adegan ikonik tersebut. Ada juga adegan yang sepertinya memang sengaja dibuat untuk bikin penontonnya merasa jijik.
Daripada penasaran, yuk langsung kamu simak daftarnya.
1. The Abyss
20th Century Fox
Hanya karena suatu film punya setting tempat 10 meter di bawah air, bukan berarti adegannya mesti benar-benar dilakukan 10 meter di bawah air juga. Tapi kayaknya sutradara James Cameron berpikiran lain. Nggak cuma “menenggelamkan” aktor dan krunya, Cameron juga ikut mendampingi mereka di tiap adegan bawah airnya.
Sekadar info, James Cameron pernah menyelam di Mariana Trench (bagian laut paling dalam di dunia). Jadi mungkin dia berpikir bikin adegan 10 meter di bawah air bukanlah hal yang terlalu sulit.
Hmm, tapi kenyataannya ternyata berbeda. Sebagian kru sampai ada yang mengalami kerontokan rambut dan iritasi kulit. Pengaturan pH air memang lumayan memakan waktu buat sampai di level yang pas, sedangkan para kru bisa menghabiskan waktu yang lebih lama di bawah air, yakni sekitar 15 – 18 jam sehari. Banyak juga kru film yang jatuh sakit akibat terlalu lama berada di dalam air, apalagi waktu itu sedang musim dingin.
Bahkan di film ini, James Cameron sendiri hampir tewas gara-gara asistennya lupa mengingatkan kalau tabung oksigennya udah mau abis. Hasilnya, dia terpaksa berenang naik ke permukaan. Tapi saat dia lagi susah payah berenang tanpa oksigen, dia dicegat oleh kru penyelam yang menawarkan tabung oksigen miliknya. Sialnya, ternyata tabung itu rusak.
Untungnya James Cameron masih bisa selamat, meskipun asisten dan kru penyelamnya kurang beruntung. Mereka langsung dipecat.
2. Pink Flamingos
New Line Cinema
Mungkin selama ini cuma sedikit film yang berisi adegan orang makan kotoran. Tapi sekalinya film semacam itu kamu tonton, kamu pasti beranggapan, “Ah itu mah cuma boongan, bukan pup betulan.”
Yup, sebagian besar film sudah pasti pakai kotoran (baca: tahi) bohongan, tapi lain halnya dengan Pink Flamingos.
Pemeran utama di film ini, Divine, berperan sebagai Babs Johnson yang diceritakan sebagai orang paling menjijikkan di dunia. Pada akhir film, setelah Babs mengeksekusi mati orang-orang yang dibencinya, dia sekali lagi ingin membuktikan kekotorannya dengan memakan kotorananjing yang masih fresh. Kalau kamu nonton adegan ini, pasti kamu nggak bakal mengira adegan ini bohongan. Soalnya, adegan anjing berak dan kemudian kotorannya dimakan terjadi langsung dalam satu frame.
Bahkan di adegan tersebut, Babs diperlihatkan mengunyah kotoransambil senyum-senyum genit, walaupun sesekali diselingi ekspresi eneg dan muka masam tanda kotoran anjingnya memang masih segar, hangat, dan bau. Yuck!
Adegan tersebut sengaja dilakukan sedemikian rupa supaya terkesan lebih realistis. Divine pun nggak banyak protes waktu tahu adegan tersebut ada di naskah.
3. The Shining
Warner Bros.
Salah satu faktor yang bikin The Shining mengerikan datang dari ekspresi ketakutan Shelley Duvall yang terlihat asli (bukan akting). Sebagai karakter istri dan korban dari suaminya yang gila, akting Duvall begitu meyakinkan. Kemudian diketahui kalau di film ini, sutradara Stanley Kubrick memang sengaja bikin Duvall benar-benar merasa ketakutan.
Dalam buku biografi The Complete Kubrick, Duvall berkata bahwa Kubrick mendesaknya untuk melakukan adegan-adegan horor The Shining dengan sempurna. “Itu adalah peran yang paling sulit yang pernah kumainkan dalam film,” katanya.
Dan hal itu terbukti di beberapa adegan, khususnya adegan pentungan baseball yang harus diulang 127 kali demi hasil yang sempurna. Di adegan tersebut, Duvall memegang pentungan baseball sambil ketakutan di hadapan Jack Nicholson yang minta dipukul pakai pentungan. Sekarang bayangkan, jika adegan itu diulang 127 kali, berarti Duvall mesti mengeluarkan ekspresi trauma 127 kali dan teriak ketakutan 127 kali pula. Hal ini udah jelas nggak baik buat kondisi mental Duvall. Tapi akhirnya usaha kerasnya terbayar. The Shining pun jadi salah satu film horor tersukses yang pernah dibuat.
Saat syuting film ini, Duvall mengalami stres sampai jatuh sakit. Dia juga kabarnya mengalami kerontokan rambut akibat depresi gara-gara scene yang hanya lima menit itu. Wah, wah…
Buat yang belum nonton film keren satu ini, kira-kira begini sinopsisnya: seorang pecandu alkohol (Oh Dae-su) diculik dan kemudian dikurung di sebuah kamar hotel kecil selama 15 tahun berturut-turut tanpa alasan yang jelas. Ruangan itu hanya memiliki wastafel, toilet kecil, TV kecil dengan antena rusak, dan tempat tidur kecil. Selama itu pula Dae-su diberi makanan yang sama, yakni pangsit goreng 3 kali sehari.
Kamu pasti menduga film ini bercerita tentang pembalasan dendam ‘kan? Yup! Setelah berhasil meloloskan diri dari kurungan, Dae-su bertemu salah satu orang yang dibayar buat mengurung dia. Dae-su melampiaskan kemarahannya dengan cara menyiksa orang bayaran tadi dengan sebuah palu. Bagian cakar palud ia pakai untuk mencabut gigi orang tersebut satu per satu.
Adegan palu tadi mungkin nggak sesadis adegan-adegan pembunuhan, tapi tingkat kengiluannya patut diacungi jempol. Kamu jago deh kalau bisa nonton adegan ini tanpa menutup mulut dan gigi kamu pake tangan.
5. TheHuman Centipede
Bounty Films
The Human Centipede tercantum di beberapa situs dalam daftar film yang paling menjijikkan yang pernah dibuat, dan kamu mungkin bakal sepakat.
Film ini bercerita tentang eksperimen yang dilakoni dokter bedah gila asal Jerman. Suatu hari tiga turis dibius dan dipenjara oleh dokter yang ingin menciptakan bentuk kehidupan baru dengan menjahit manusia hingga menyerupai kelabang. Sang dokter berhasil menjahit ketiga turis itu — berturut-turut dari mulut ke dubur — dengan harapan mereka bisa membentuk saluran pencernaan tunggal.
Coba deh tonton langsung dan cari tahu sendiri seberapa menjijikkannya film ini. Tapi kalau dengar sinopsisnya aja kamu udah enek, saya coba ceritakan akhir filmnya:
Turis yang paling depan dan belakang mati, sedangkan yang di tengah masih hidup dengan keadaan terjebak karena mulut dan duburnya masih tesambung dengan kedua temannya yang udah mati.
6. The Exorcist
Warner Bros.
The Exorcist memberikan kengerian yang baru dalam genre horor pada zamannya. Bahkan sampai sekarang, banyak penikmat film horor yang sepakat kalau The Exorcist merupakan film horor terbaik yang pernah dibuat. Di film ini banyak adegan-adegan menakutkan yang belum pernah muncul dalam film-film horor pendahulunya. Kamu yang udah nonton tentunya masih ingat dong adegan ketika Regan MacNeil (12 tahun) yang lagi kesurupan berjalan kayang menuruni anak tangga?
Selain adegan tersebut, ada juga beberapa adegan yang sama menakutkannya. Misalnya saat Regan yang diikat di kasur memberontak, menggelepar, sambil sesekali mengapung dan mengeluarkan suara-suara yang menakutkan. Ada lagi saat Regan memutar kepalanya 360 derajat, adegan muntah, dan pesan yang terukir di perut dari arwah gentayangan yang ditahan iblis Pazuzu.
Tapi itu semua nggak ada apa-apanya dibandingkan bagianyang paling mengejutkan dan kontroversial dari film The Exorcist, yaitu adegan ketika Regan menghunuskan sesuatu yang sakral ke… Hmm… Sebaiknya kamu nonton sendiri deh.
Nah, itulah daftar film yang terkesan berlebihan dan kelewat batas. Apa kamu udah pernah nonton salah satu film di atas? Kalau belum, coba tonton deh, dan buktikan sama kamu sendiri.
Film horor terbaik itu nggak cuma bisa bikin kita menjerit ketakutan saat menontonnya. Agar suatu film bisa disebut karya horor terbaik atau paling menyeramkan, film itu juga harus bisa diingat oleh penontonnya dalam waktu lama alias nggak lekang oleh waktu. Meskipun kita udah lama nontonnya, kita pasti bakal bergidik ngeri atau merasa nggak nyaman jika mengingat apa yang disuguhkan oleh film horor tersebut.
Itulah hal-hal yang kami jadikan patokan utama saat menyusun daftar ini.
Mungkin kamu punya pendapat lain soal film yang pantas dimasukkan dalam daftar film horor terbaik. Tapi misi utama yang kami usung saat menulis artikel ini adalah biar kamu bisa dapat referensi soal film horor masterpiece. Semoga film-film ini sesuai sama selera kamu.
Catatan: daftar ini nggak dibuat berurutan sesuai rangking.
1. A Tale of Two Sisters (Korea Selatan; 2003)
Big Blue Film
Jika horor yang mencekam dipadukan dengan aspek misteri yang jempolan dan unsur psikologis yang mengundang rasa penasaran, hasilnya adalah A Tale of Two Sisters. Saya nggak berusaha melebih-lebihkan untuk menobatkan film adaptasi dongeng berjudul Janghwa Hongryeon jeon ini sebagai karya horor terbaik dari Korea Selatan.
Film dibuka dengan karakter utamanya yang kembali pulang ke rumah dari rumah sakit jiwa. Di rumah itulah kemudian dia diperkenalkan dengan teror yang akan menemaninya sepanjang film: ibu tiri yang kejam, hantu ibu kandungnya, dan masa lalu yang kelam dari keluarganya. Untuk sisanya, kamu harus tonton sendiri filmnya buat membuktikan apa yang hendak ditawarkan oleh sutradara Kim Jee-Won.
A Tale of Two Sisters termasuk film yang mengandung plot twist di dalamnya. Dan kejutan tersebut merupakan salah satu hal terbaik yang ada di film ini.
~ Dhika
2. The Babadook (Australia; 2014)
Entertainment One
Karakter utama film ini ada dua: seorang ibu yang berstatus orang tua tunggal dan anaknya yang masih kecil. Mengurus anak aja udah terasa berat buat ibu tunggal. Situasi jadi lebih berat lagi ketika keluarga kecil itu diteror oleh hantu yang suka mengeluarkan bunyi, “Baaaa… baaaa… doook… doookk… dooook!”
Melihat karakter sang ibu tunggal yang lambat laun jadi stres dan depresi aja udah seram sebenarnya. Nggak kebayang apa yang ada di pikiran sang anak saat melihat kondisi ibunya yang seperti itu.
Tapi bukan berarti hantu Babadook-nya nggak seram sama sekali. Di kemunculannya yang pertama kali, kamu mungkin bakal merasa penasaran lihat wujud dari Babadook, sekaligus deg-degan karena mendengar suaranya yang membangkitkan bulu roma.
~ Dhika
3. Noroi: The Curse (Jepang; 2005)
Xanadeux
Ini adalah film yang dibuat oleh Koji Shiraishi, sutradara asal Jepang yang memang sering bikin film horor, seperti Teketeke, Grotesque, dan Sadako vs Kayako. Tapi saya menilai Noroi atau The Curse merupakan karya terbaiknya sejauh ini.
Plot dari film yang mengusung gaya mockumentary ini nggak gampang buat dijelaskan. Saya nggak bercanda, ceritanya kompleks banget. Singkatnya sih, kamu bakal dikenalkan dengan ahli supranatural yang tengah membuat film dokumenter. Di sepanjang perjalanannya saat membuat film itulah dia bertemu dengan bocah perempuan yang punya indera keenam, pria aneh yang memakai pakaian berbahan kertas minyak, dan (iblis) Kagutaba. Aneh ya? Ini film memang aneh.
Noroi bukanlah film yang mengandalkan jumpscare. Selayaknya film horor “tradisional” Jepang yang suka membangun tensinya dengan perlahan, rasa takut kamu bakal lebih sering berasal dari atmosfer disturbing.
~ Dhika
4. The Witch (AS & Kanada; 2016)
A24
Saat film baru menginjak setengah durasinya, kamu mungkin bakal kesulitan buat menjawab apa yang mengerikan dari film ini. Tapi di saat bersamaan, kamu juga bakal susah buat mengenyahkan perasaan nggak nyaman ketika menontonnya.
Dan kekhawatiran kamu pun bakal terwujud di sisa durasi, terutama saat film memasuki bagian akhir cerita.
The Witch mengambil setting di saat tahun 1600-an di Amerika Serikat, dengan keluarga pendatang dari Inggris mengambil posisi sebagai karakter utamanya. Untuk ceritanya sendiri, well, apa judul filmnya mengingatkan kamu tentang sesuatu? Haha, iya, film ini mengandung unsur dongeng tentang penyihir sebagai penggerak cerita. Tapi kamu pasti nggak bakalan nyangka siapa sebenarnya sosok penyihir di film ini. Biarkan itu jadi kejutan untuk kamu.
~ Dhika
5. The Wailing (Korea Selatan; 2016)
20th Century Fox Korea
Satu kota kecil yang terletak di kaki gunung dihebohkan dengan kasus pembunuhan berantai dan penyakit misterius. Namun, di kala karakter utama kita yang berprofesi sebagai polisi menyelidiki kasus tersebut, kamu pun akan semakin diseret untuk mempertanyakan apa dan siapa dalang di balik semua bencana tersebut. Dan kamu harus berpikir sambil disuguhkan pemandangan horor yang terkadang mengerikan, terkadang menjijikan.
Salah satu adegan keren dari film yang kental akan budaya tradisional Korea Selatan ini bisa kamu lihat saat ritual pengusiran setan.
~ Dhika
6. Under the Shadow (Qatar, Jordania, & Inggris; 2016)
XYZ Films
Pertama kali saya dibuat terkesan dengan film horor berbahasa Persia (Iran) terjadi ketika saya nonton A Girl Walks Home Alone at Night. Lalu muncullah Under the Shadow, film yang saya nilai jauh lebih seram dari A Girl Walks Home Alone at Night.
Menurut saya apa yang menyeramkan dari film ini bukan berasal dari penampakan hantu (jin) yang mengganggu keluarga si tokoh utama. Malahan dia nggak begitu seram. Faktor yang bikin Under the Shadow layak masuk daftar film horor terbaik itu lebih bersumber dari tensi yang dibangun hampir sepanjang ¾ durasi film.
Settingnya yang terjadi pada masa perang antara Iraq-Iran dimanfaatkan dengan maksimal untuk membangun tensi tersebut. Melihat gimana misil raksasa tiba-tiba menerobos masuk lewat langit-langit apartemen, atau gimana sang karakter ibu terus dibuat waspada ketika anaknya diganggu jin yang nggak bisa dilihatnya, buat saya itulah horor sesungguhnya dari film ini.
Hey… horor itu nggak harus tentang hantu dan pembunuh berantai melulu. Apa yang bisa bikin kita ketakutan, merinding, nggak nyaman, dan jijik, nggak peduli apa pun bentuknya, bagi saya itu juga termasuk horor.
7. A Quiet Place (AS; 2018)
Paramount Pictures
Berapa kali kita mengeluarkan suara dalam sehari? Sependiam-pendiamnya seseorang, dia pasti mengeluarkan suara. Jangankan suara milik sendiri, saat seseorang nggak sengaja menjatuhkan kaleng Khong Guan pun, bunyinya pasti berisik banget.
Tapi karakter-karakter di A Quiet Place sama sekali nggak boleh menimbulkan suara berisik. Itu adalah suatu hal yang sebenarnya mustahil dilakukan manusia biasa. Sekalinya ada sedikit kegaduhan, monster yang punya pendengaran super duper tajam bakal mendatangi sumber suara, lalu menerkam siapa pun orang malang yang ada di lokasi kegaduhan.
Saat kamu nonton film ini, dijamin kamu bakal sering ikutan membisu kayak karakter utamanya. Tapi di momen-momen tertentu, kamu mungkin bakalan teriak karena kemunculan monsternya. Jadi kamu bisa bayangkan sendiri betapa sulit dan menegangkannya situasi yang dihadapi karakter utamanya.
Oh ya, film ini cocok banget ditonton sama orang yang knalpot motornya bising.
Apa kamu tahu kalau film ini dapat skor sempurna 100 persen dari situs Rotten Tomatoes? Saya sendiri nggak akan kasih nilai sesempurna itu. Palingan saya bakal kasih nilai 90 persen.
Yup, Gonjiam: Haunted Asylum memang nyaris sempurna sebagai sajian horor tradisional. Kenapa saya menyebutnya horor tradisional?
Karena film mockumentary ini memasukkan banyak elemen yang bisa kita temukan dalam genre horor. Setting rumah sakit terbengkalai, hantu berwujud mengerikan, sekelompok remaja yang berlari ketakutan karena melihat hantu, dan jumpscare. Seberapa sering kamu melihat hal itu dalam genre horor?
Meskipun begitu, saya jamin film ini tetap bisa memberikan teror dan kengerian saat kamu menontonnya.
~ Dhika
9. The Thing (AS; 1982)
Universal Pictures
Film satu ini udah pantas disebut karya klasik yang bakal terus diingat puluhan tahun ke depan. Bahkan jika anak cucu kamu udah dewasa kelak, saya yakin banyak penulis artikel film masih akan merekomendasikan The Thing sebagai salah satu film horor terbaik sepanjang masa.
Film ini mungkin bisa disebut setengah horor, setengah sains fiksi. Karakter-karakternya aja harus bertahan hidup dari ancaman alien (atau sesuatu, the thing). Dan kengerian yang ditebarkan oleh alien itu dilengkapi juga dengan elemen-elemen lain yang makin membuat film ini begitu mengagumkan sebagai karya horor. Keterisolasian, ketidakberdayaan, dan yang terutamanya, rasa paranoid yang membuat para karakternya nggak mempercayai satu sama lain.
~ Dhika
10. Let the Right One In (Swedia; 2008)
Sandrew Metronome
Giliran vampir pun tiba karena sekarang saya pengin membahas satu film dari Swedia, Let the Right One In. Lebih tepatnya sih, ini film berisi kisah tentang hubungan antara bocah laki-laki yang jadi korban perisakan dan vampir perempuan. Malahan film ini memang berfokus pada hubungan mereka.
Tapi ayo kita berpikir sejenak. Bagaimana jika bocah yang kesepian akhirnya mendapat teman seorang vampir yang haus darah? Itu bukanlah suatu hubungan yang normal. Sekalinya bocah tersebut dirisak oleh anak-anak nakal, apa yang bakal dilakukan oleh si vampir sahabatnya itu?
Jawabannya adegan sadis yang mungkin bakal jadi pengalaman traumatis bagi seorang bocah. Dan saya jamin, bukan adegan itu aja yang bakal bikin kamu nggak nyaman saat nonton film ini.
Kalau kamu mau film yang lebih modern dan gambar yang lebih jernih, kamu bisa tonton The Wicker Man rilisan tahun 2006 yang dibintangi Nicholas Cage. Tapi saran saya, jika kamu mau tahu The Wicker Man yang sesungguhnya, The Wicker Man yang mempertontonkan adegan hubungan badan seakan terlihat sama mengerikannya dengan adegan pembantaian massal, saya sarankan kamu tonton The Wicker Man versi tahun 1973.
Film ini penuh dengan keganjilan yang sangat tak sedap dipandang mata. Dan mungkin setelah nonton film ini, kamu pun bakal mempertanyakan motif di balik orang yang sikapnya kelewat baik terhadap kamu.
~ Dhika
12. Halloween (AS; 1978 & 2018)
Universal Pictures
Ini adalah film yang dari musiknya aja udah bikin saya merinding; merinding karena ngeri dan merinding karena antusias.
Kayaknya saya nggak perlu lagi memperkenalkan antagonis utama dari Halloween, Michael Myers, sosok pembunuh bertopeng yang bakal mengejar korbannya ke mana pun mereka pergi. Ditambah lagi, Michael nggak butuh alasan yang logis buat membantai orang. Dia melakukannya seolah-olah itu adalah olahraga baginya.
Dan itu juga yang meyakinkan saya buat memilih Halloween sebagai rajanya dari genre horor slasher.
~ Dhika
13. The Exorcist (AS; 1973)
Warner Bros.
Bayangkan kalau kamu melihat langsung orang kesurupan yang melukai diri sendiri dengan menusuk-nusuk badannya. Di Indonesia, orang kesurupan itu biasanya minta kopi hitam sambil mengaku-ngaku dirinya macan (ngomongnya selalu pakai bahasa Sunda).
Ada alasan yang masuk akal kenapa The Exorcist lebih unggul ketimbang film-film lain yang mengangkat tema serupa. Pertama, karena perkembangan karakternya. Detail proses kesurupannya ditata dengan begitu apik, membuat penontonnya turut bersimpati pada Regan dirasuki iblis jahat. Karakter pendetanya pun unik, karena dia digambarkan sebagai pendeta yang telah kehilangan imannya.
Kedua, tentu saja karena adegan-adegannya yang efektif dalam menakuti penonton. Saya sendiri masih nggak bisa lupa sama adegan ketika Regan muntah, atau ketika dia berjalan kayang menuruni anak tangga.
~ Prabu
14. Ringu (Jepang; 1998)
Toho
Apa yang bikin Ringu layak disebut sebagai salah satu film horor terbaik?
Kayaknya hampir semua orang, termasuk saya, bakal menyebut Sadako sebagai alasan utamanya. Dan kemunculannya itu diletakkan di bagian yang nggak disangka-sangka pula.
Film ini memang berjalan dengan alur yang lambat banget. Tapi bersabar aja dan tonton terus filmnya sampai tamat. Kesabaran kamu bakal terbayar lunas di penghujung durasi, saya jamin.
Kamu pasti pernah dengar legenda urban seputar rumah angker tanpa penghuni. Lalu bagaimana jika legenda urban tentang rumah angker digabungkan dengan kutukan yang bisa membuat orang mati? Hasilnya adalah Ju-On.
Sama halnya dengan Ringu, Ju-On juga memanfaatkan hantu perempuan untuk membuat penontonnya was-was. Tapi Kayako nggak cuma punya penampakan yang menyeramkan, suara yang keluar dari mulutnya pun sama-sama bikin merinding. Saya tahu suara khasnya itu merupakan pertanda kalau Kayako bakal muncul. Tapi saya tetap nggak bisa menyembunyikan rasa takut saat menunggu penampakan Kayako.
Ju-On udah punya banyak sekuel, tapi saya merekomenasikan empat film pertamanya yang disutradarai Takashi Shimizu; Ju-on: The Curse, Ju-on: The Curse 2 (2000), Ju-on: The Grudge (2002), dan Ju-on: The Grudge 2 (2003). Setelah empat film pertamanya, kualitas Ju-On jadi jatuh nggak lebih dari film hantu medioker.
~ Prabu
16. The Blair Witch Project (AS; 1999)
Artisan Entertainment
Di saat perilisannya, The Blair Witch Project membawa genre horor ke ruang lingkup baru dengan format found footage. Selain itu teknik promosinya pun membuat kita mengira kalau film ini adalah kejadian nyata. Padahal mah nggak, toh semua karakter di film ini masih hidup dan sehat walafiat.
Terlepas dari kehebohan yang ditimbulkannya sebelum rilis, The Blair Witch Project akhirnya berhasil membuktikan kalau sesuatu yang misterius dan nggak kita tahu bentuknya bisa berubah jadi hal yang menyeramkan. Ya, sepanjang durasi film kamu hanya akan melihat para karakternya ketakutan, tapi kamu nggak akan melihat wujud nyata dari sumber ketakutan mereka.
Oh ya, saya sarankan kamu cari di Youtube, lalu tonton beberapa ending alternatif dari film ini.
~ Prabu
17. Rec (Spanyol; 2007)
Magnolia Pictures
Nggak tahu kenapa, banyak film horor suka banget menggunakan nasib apes karakternya sebagai pembuka cerita. Pola yang sama juga ada di Rec, film asal Spanyol yang berformat found footage. Gimana nasib mereka nggak apes coba, karakter utamanya harus terjebak di dalam apartemen yang dikarantina karena penghuninya terjangkit wabah zombie.
Karena latar tempatnya yang berupa apartemen terisolasi, Rec lebih mengandalkan atmosfer klaustrofobia. Kamu nggak pernah benar-benar tahu apa yang menunggu di balik sudut ruangan. Jantung kamu bakal terus dipacu seraya berharap karakter utama film ini bisa selamat dari terkaman zombie.
Satu lagi informasi: zombie di film ini masuk golongan zombie yang larinya cepat.
~ Prabu
18. Shutter (Thailand; 2004)
GMM Grammy
Kalau kamu mengambil foto, dan ternyata di dalam foto itu ada makhluk halus yang ikut menyusup, langkah paling masuk akal yang bisa kamu ambil adalah menghapus atau membakar foto itu. Setelahnya kamu berdoa semoga makhluk apa pun yang ikut mejeng di foto itu nggak akan mengikuti kamu.
Kenyataan nggak pernah segampang itu. Karakter utama di film ini pun harus rela dirinya diikuti hantu yang nggak sengaja terpotret.
Berbicara tentang hantunya, sepertinya karena kita orang Asia kali ya, hantu perempuan dengan kulit pucat dan rambut hitam terurainya masih kelihatan mengerikan. Sekalipun hantu semacam itu udah sering dipakai di film horor semenjak J-horror booming, hantu dalam Shutter terasa dekat dengan keseharian kita.
Karena hey, bukankah kita sering mengambil foto dalam kehidupan sehari-hari? Bukankah di internet banyak banget foto-foto hantu yang nggak sengaja terekam kamera?
~ Prabu
19. Audition (Jepang; 1999)
Art Port
Mungkin awalnya kamu bakal mengira Audition itu bukan film horor. Karena memang, film ini menceritakan tentang duda yang pengin mencari istri baru. Berkat ide “jenius” temannya, sang duda pun memilih calon istrinya dengan cara menyelenggarakan audisi. Jadi si duda ini menyamar jadi juri audisi untuk aktris pendatang baru, lalu memilah-milah calon istrinya dari para peserta audisi tersebut.
Ini film lebih seperti kisah romansa percintaan seorang duda. Tapi sekali lagi, saya punya satu nasihat kalau kamu nonton film horor Jepang: sabar. Semua kengerian, kebrutalan, dan kekejian dari film ini bakal ditumpahkan semuanya saat film menginjak akhir durasi. Dan plot yang seperti ini sepertinya memang disengaja agar kita bisa mengenal lebih dalam para karakternya.
Audition disutradari oleh Takashi Miike yang terkenal karena kelihaiannya dalam mengeksekusi adegan-adegan sadis dengan cara yang berkelas. Oleh sebab itu, faktor kengerian yang muncul di film ini hadir lewat aksi sadis.
~ Prabu
20. The Shining (AS; 1980)
Warner Bros.
Kami merasa novel horor terbaik dari Stephen King yang diadaptasi jadi film bukanlah It, melainkan The Shining, meskipun Stephen King sendiri nggak suka dengan film yang dibesut sutradara legendaris Stanley Kubrick ini.
Kekuatan horor dari The Shining nggak terletak di penampakan hantu. Kamu nggak akan melihat hantu perempuan berambut panjang dan berbaju putih di film ini. Pun bukan jumpscare yang jadi keunggulannya. Lalu apa dong?
Penggambaran sifat manusia, ekspresi karakter, simbolisme, dan kegilaan dari Stanley Kubrick-lah yang jadi faktor kenapa film ini sampai bikin saya selalu ketakutan saat menginap di hotel, apalagi kalau hotelnya sepi. Semuanya tereksekusi dengan nyaris sempurna; dari mulai ekspresi ketakutan Shelley Duvall, ketidakwarasan Jack Nicholson saat mengayunkan kapak dan berteriak “Heeeere’s Johnnyyyyy!” sampai adegan ketika darah bertumpah ruah di lorong hotel.
Kalau kamu pernah menonton film-film lain karya Stanley Kubrick, kamu pasti tahu kalau dia punya caranya sendiri untuk memberikan kesan menyeramkan dalam film. The Shining juga sama. Ini film bisa memberikan efek menakutkan dengan memanfaatkan aspek psikologis tanpa harus memaksakan diri untuk bikin penonton terkaget-kaget.
~ Prabu
Bonus ekstra 20 rekomendasi film horor terbaik lainnya:
Sebenarnya kami bisa sebutkan lebih dari 50 film. Tapi ya sudahlah, mendingan kamu tonton aja dulu 40 film ini. Atau kamu punya rekomendasi film horor lainnya?
Setelah kehadiran Hobbs and Shaw di bioskop, saya jadi menyadari sesuatu hal yang menarik. Ternyata film-film franchiseFast & Furious lumayan banyak juga jumlahnya. Selama 15 tahun ke belakang sudah ada sembilan film yang diproduksi. Jumlah film franchise ini malah udah bisa menyaingi Harry Potter ini mah!
Tapi dengan jumlah film sebanyak itu, saya juga menyadari hal lain: Ternyata nggak semua film Fast & Furious itu bagus. Nah setelah memilih dan menimbang, berikut daftar film Fast & Furious dari yang kurang bagus sampai yang bagus banget versi saya.
9. Fast & Furious (2009)
Universal Studios
Walaupun film ini sukses menyelamatkan keseluruhan franchise ini dari nasib berpindah format jadi straight to DVD, pada kenyataannya film ini memang nggak bagus. Faktor yang paling jelas karena penggunaan CGI yang berlebihan dan kurang rapi.
Tata aksinya pun seperti kurang digarap dengan serius. Saya masih belum lupa dengan adegan ketika Dom masih bisa selamat dari tabrakan yang dahsyat. Dia masih hidup lho! Seingat saya ini film action yang karakternya manusia biasa, bukan superhero.
Tapi yaaah, walaupun secara keseluruhan Fast & Furious nggak bagus, kita masih harus berterima kasih pada film ini. Kalau film ini nggak dibuat, mungkin kita nggak akan lagi melihat film-film Fast & Furious selanjutnya.
8. 2 Fast 2 Furious (2003)
Universal Studios
Kalau misalkan saya adalah kurir narkoba kelas kakap, saya pasti akan melakukan tugas dengan sebaik dan serahasia mungkin. Yang saya angkut narkoba lho, bukan bahan baku cireng atau cimol.
Maka dari itu saya nggak habis pikir dengan logika karakter antagonis di film ini. Dia memindahkan barang seperti narkoba menggunakan kendaraan yang bentuk dan warnanya mencuri perhatian. Ambyar dong. Itu yang saya rasa kenapa 2 Fast 2 Furious jadi kurang bagus. Detail ceritanya terlalu konyol.
Tapi ya sudahlah, setidaknya film ini memperkenalkan duo karakter humor Tej dan Roman yang bakal membuat seri-seri film berikutnya lebih menghibur.
7. The Fast and the Furious: Tokyo Drift (2006)
Universal Studios
Mau mulai dengan alasan yang paling singkat kenapa Tokyo Drift ada di nomor 7? Gampang. Brian dan Dom nggak muncul di film ini.
Sebenarnya Dom muncul sebagai cameo. Tapi seri Fast & Furious sudah terlanjur lekat dengan dua karakter tersebut. Jadi saat mereka nggak ada, terasa ada yang kurang banget sama film ini.
Belum lagi gimmick balapan drift yang jadi salah satu poin utama di film ini sebenarnya nggak terlalu berpengaruh sama keseluruhan jalan ceritanya. Tapi untungnya ada Keiko Kitagawa di film ini. Dia lumayan menyejukkan kekesalan yang ada di hati saya lah. #Iya #Bisa
6. The Fate of the Furious (2017)
Universal Studios
The Fate of the Furious merupakan film pertama di mana karakter Hobbs yang dimainkan Dwayne “The Rock” Johnson pertama kali muncul. Kehadirannya seperti memberikan arah baru untuk jalan cerita yang akan dituju di film-film berikutnya di franchise ini. Aksi The Rock sebagai supercop memang patut diacungi jempol.
Tapi sebagai salah satu franchise film yang sangat setia terhadap kesinambungan ceritanya, seri Fast & Furious terasa agak kesulitan untuk mengembangkan jalan cerita yang “masuk akal”. Kamu akan mengerti maksud “masuk akal” lewat penjelasan di poin berikutnya.
Fiksi ilmiah. Mungkin itulah arah yang akan dituju oleh franchiseFast & Furious ke depannya. Karakter penjahatnya saja berbentuk manusia super dengan tugas untuk menghancurkan peradaban manusia.
Malah ada kabar katanya franchise ini memang merencanakan untuk membuat film yang berlatar di luar angkasa. Sangat disayangkan, padahal film-film Fast & Furious sudah cocok di skala jalanan. Tapi secara keseluruhan, Hobbs & Shaw lumayan menghibur kok.
4. Furious 7 (2015)
Universal Studios
Kepergian Paul Walker memang jadi ujian yang berat untuk franchiseFast & Furious. Sebelum menyelesaikan proses syuting untuk film ini, Paul meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Tapi hal itu nggak membuat produksi film ini berhenti di tengah jalan. Malahan hasil akhir Furious 7 bisa dikatakan cukup memuaskan, terutama dari aspek action yang sangat kolosal sampai koreografi yang dipoles secara asyik.
Tapi tetap saja adegan saat Dom dan Brian menyetir ke arah yang berbeda lumayan berbekas di hati saya. Sedih cuy.
3. Fast and Furious 6 (2013)
Universal Studios
Saya masih yakin dengan konsep, “Sejelek apa pun suatu film, kalau menghibur, itu film tetap bisa dibilang bagus.” Dan saya terapkan juga pemikiran itu terhadap film yang satu ini. Walaupun secara detail adegan dan pemilihan karakter antagonisnya terkesan nggak ada yang spesial, saya sangat terhibur dengan aksi konyol duo Tej dan Roman di film ini. Semua dialog mereka terasa sangat mulus dan lucu.
Selain itu, aksi kolaborasi Hobbs dan Dom saat melawan penjahat juga jadi favorit saya dari film ini. Ikonik cuy!
2. The Fast and The Furious (2001)
Universal Studios
Aaah, karya pertama memang selalu paling berkesan ketimbang karya-karya setelahnya. Sama halnya dengan The Fast and The Furious yang jadi titik tolak dari seluruh seri film Fast & Furious.
Keunggulan dari The Fast and The Furious saya rasa ada di bagian plotnya yang masuk akal dan settingnya yang sangat jalanan. Terasa gahar banget gitu.
Oh, satu lagi yang paling penting. Ini film yang paling setia dalam menggunakan balapan sebagai kunci utama jalan ceritanya. Kalau kamu perhatikan di film-film berikutnya, plot balapan udah kayak pemanis saja.
1. Fast Five (2011)
Universal Studios
Fast Five ini kayak semacam film yang membuat saya kembali yakin kalau franchiseFast & Furious masih bakalan seru ke depannya. Film ini sanggup memenuhi semua ekspektasi saya (sebelum akhirnya kecewa lagi dengan sekuel-sekuelnya). Jajaran karakternya sangat memuaskan, aksi berantem Vin Diesel melawan The Rock yang epic banget, dan dialog-dialognya pun sangat berkelas. Semua itu terangkum di Fast Five.
Meskipun saya sendiri pesimis film-film terbaru dari franchiseFast & Furious nggak akan sebagus Fast Five atau The Fast and The Furious, saya masih bakal mengikuti perkembangan terbaru dari franchise ini. Gimana kalau kamu? Masih tertarik untuk mengikuti Fast & Furious?
Apa kamu pernah merasa bingung saat memilih film apa yang pengin kamu tonton di bioskop? Untuk bisa memastikan film yang bakal ditonton itu memuaskan, terkadang kita menilainya lewat poster film terlebih dahulu bukan?
Poster film memang bisa dijadikan semacam petunjuk untuk memilih film yang menarik. Tapi terkadang, meskipun suatu film terlihat seru saat ditonton, posternya bisa saja terlihat aneh. Seperti 5 poster film ini nih.
1. Spider-Man: Homecoming
via joblo.com
Rasanya nggak aneh jika kita melihat film ini begitu sukses di pasaran, sosok Spider-Man memang selalu ditunggu aksinya. Tapi keberhasilan yang diraih Spider-Man: Homecoming kayaknya nggak dibarengi dengan totalitas dari pembuat poster filmnya.
Jujur saja, poster film ini lebih mirip seperti sampul DVD bajakan. Melihat potongan gambar dari setiap aktor yang ditempel begitu saja di poster itu, dan sedikit efek ledakan di bagian belakang foto Tony Stark, mungkin desainernya lagi nggak mood saaat bikin poster ini.
2. Yogi Bear 3D
via collider.com
Di mata anak-anak mungkin poster ini hanya memperlihatkan karakter kartun yang lucu. Tapi kalau kamu perhatikan lagi, saya yakin kamu sedikit bergidik melihat ekspresi menyeramkan dua beruang tersebut.
Yogi terlihat seperti akan memakan Boo-Boo. Dan Boo-Boo malah terlihat pasrah saja dimakan Yogi. Melalui poster ini, kita jadi percaya pada kenyataan kalau beruang itu adalah binatang buas.
3.The Spy Next Door
via justjaredjr.com
Nama Jackie Chan memang nggak bisa lepas dari film aksi maupun komedi. Meskipun, ini pendapat pribadi sih, saya nggak begitu terhibur saat menonton The Spy Next Door.
Malahan editan photoshop posternya terlihat lebih kocak dari filmnya sendiri. Coba perhatikan kaki kanan Jackie Chan dalam poster di atas. Kaki kanannya lebih mirip kaki burung flamingo. Dan posturnya pun entah kenapa jadi terlihat raksasa kalau dibandingkan dengan anak-anak yang ada di depan dan sampingnya.
4. The Shaggy Dog
via dvdsreleasedates.com
Poster ini mungkin cuman menampilkan anjing berjanggut putih yang lucu. Tapi coba perhatikan mata dari anjing tersebut, apa kamu nggak merasa risih melihatnya?
Yup, di poster tersebut kita bisa melihat mata manusia yang nempel begitu saja di wajah si anjing. Mata tersebut memang mata dari Tim Allen yang berperan sebagai karakter utamanya. Melihat poster seekor anjing dengan tatapan mata manusia, kamu mungkin bakal merasa kalau The Shaggy Dog lebih mirip film horor ketimbang film komedi. Tatapannya seram sih.
5. The Legend of Tarzan
via imdb.com
Perhatikan kera yang paling kanan. Kenapa ekspresi mukanya kayak gitu? Kera-kera yang lain kelihatan penuh amarah dan pasang muka sok cool, kecuali kera yang paling kanan. Dia kayak yang lagi bingung atau kaget. Mungkin di dalam hatinya dia bilang, “Dude, kita lagi difoto buat cover film? Kenapa nggak ada yang kasih tahu aku? Duuh, aku mesti pasang tampang apa yah? Hmm… hmm…”
Dan saat dia lagi berpikir dan kebingungan, fotografer udah keburu mengambil foto.
Selain memiliki cerita yang bisa dinikmati seluruh anggota keluarga, film kategori family biasanya punya pesan moral yang berguna untuk pembentukan kepribadian anak-anak. Film keluarga juga sangat minim adegan kekerasan. Tokoh-tokohnya pun dibuat semenarik mungkin, atau paling nggak, sesuai dengan selera anak-anak.
Tapi ternyata, beberapa karakter film keluarga populer punya konsep awal yang lebih menyeramkan dibanding yang kita tahu selama ini lho. Dari Kura-Kura Ninja yang berwujud seperti alien sampai Sirius Black si penyihir gila, ini dia beberapa konsep awal dari karakter di 5 film keluarga populer yang bisa bikin anak-anak bergidik ketakutan.
Dilansir dari Amorq, yuk langsung kita tengok daftarnya!
1. Teenage Mutant Ninja Turtles (2014)
via youtube.com
Siapa sih yang gak kenal film Kura-Kura Ninja? Saya yakin kamu semua pasti pernah nonton aksi empat manusia kura-kura pembela kebenaran ini di layar kaca. Meskipun sebagian orang lebih mengenal film ini dalam bentuk kartun, Teenage Mutant Ninja Turtles sempat beberapa kali diadaptasi jadi versi live-action yang nggak kalah sukses. Salah satu contohnya adalah film yang diproduksi oleh Michael Bay pada tahun 2014 lalu.
Nah, ada fakta unik nih di balik pembuatan empat karakter utamanya (Leonardo, Michelangelo, Raphael, dan Donatello). Tadinya, Michael Bay berencana untuk mengubah penampilan keempat kura-kura ninja supaya terlihat berbeda dari film-film sebelumnya. Dia juga sudah menyiapkan beberapa desain karakter yang baru seperti di bawah ini.
via amorq.com
Gimana, beda banget ‘kan sama rupa aslinya? Bentuk kepala dan hidungnya bikin kura-kura ninja lebih terlihat seperti siluman ular. Betul, nggak? Mungkin karakter kayak gini lebih cocok ditampilkan di film-film horor bertema alien.
via amorq.com
Selain wajah yang creepy, Bay juga punya ide untuk mengganti senjata khas masing-masing karakter dengan senjata api. Salah satunya bom yang diikat di badan, seakan kura-kura ninja itu mau meledakkan diri. Hey Bay, ini bukan film tentang terorisme lho!
via amorq.com
Nah, beginilah jadinya kalau keempat karakter utama lagi berpose. Setiap karakter punya kepribadian yang berbeda, dan Bay menafsirkannya dengan memberi mereka senjata api yang beda-beda pula.
Menurut kamu seandainya desain kura-kura ninja ini terwujud, apa filmya bakal lebih laris atau malah lebih turun pamornya? Hmm… tapi yang pasti, sebagian besar anak-anak pasti merasa risih kalau melihat desain karakter yang menakutkan tersebut ya.
2. Ewoks di Star Wars VI: Return Of The Jedi (1983)
via starwars.com
Salah satu kritik paling umum tentang Star Wars Episode VI: Return Of The Jedi adalah desain karakter Ewoks yang seperti dirancang untuk menjual mainan (action figure) dari film ini. Meskipun demikian, Ewoks yang pernah kamu lihat nyatanya cocok banget untuk dimasukkan ke dalam cerita, dan akhirnya jadi salah satu faktor penentu kepopuleran film Star Wars.
Ras alien ini memiliki penampilan seperti teddy bear (atau setengah teddy bear setengah manusia) dengan pakaian dan senjata ala suku primitif. Dan kamu pasti sudah tahu kalau Ewoks adalah makhluk yang baik hati dan tak pandai bertarung. Eits, tapi kamu mesti lihat dulu nih draft desain karakter Ewoks sebelum film Return Of The Jedi dirilis.
via amorq.com
Yup, memang terlihat lebih aneh dan mengerikan. Kalau Ewoks yang ini tentunya nggak gampang mati pas perang. Apalagi kalau banyakan, kayaknya mereka cukup kuat deh buat menaklukkan satu batalion pasukan.
Konsep lain yang nggak jadi terwujud ke dalam film yaitu ras alien Yuzzums. Penampilan alien ini sama seperti Ewoks versi mengerikan, hanya saja mereka punya kaki yang lebih panjang.
via amorq.com
Nah, Ewoks dan Yuzzums ini rencananya dibuat hidup berdampingan. Mereka pun bekerja sama dalam peperangan melawan musuh besar, The Empire. Tapi siapa coba yang bakal menyangka bentuk “kerja sama” mereka seperti ini.
via amorq.com
Yup, di dalam gambar kamu bisa liat Ewoks mengendarai Yuzzums supaya jadi lebih tinggi, dan mungkin juga supaya lebih mudah menjangkau musuh. Tapi jadinya malah absurd nggak sih? Untung aja konsep awal ini nggak terwujud.
3. Jin dalam Aladdin (1992)
via pinterest.com
Sebenarnya, Jin dalam cerita rakyat Timur Tengah dikisahkan sebagai makhluk gaib yang jahat dan menyeramkan. Tapi di dalam film Disney Aladdin, kita malah dipertontonkan karakter Jin yang ramah dan humoris.
Oke, mungkin kamu berpikir, “Film ini ‘kan buat anak-anak, jadi wajar dong kalau karakter jinnya diubah atau disesuaikan dengan audiens.” Yaa, memang benar sih. Tapi coba kamu lihat dulu beberapa versi awal sebelum film Aladdin selesai dibuat.via amorq.com
Menurut kamu apa anak-anak bakal betah nonton Aladdin kalau Jinnya seperti ini?
via buzzfeed.com
Atau kayak gini? Hmm.. kalau ini sih lebih mirip lendir berbentuk manusia. Atau mungkin monster upil berbentuk manusia?
Film-film animasi bertemakan princess buatan Disney memang banyak digandrungi oleh anak-anak di seluruh dunia, khususnya anak-anak perempuan. Sebut saja The Little Mermaid, Frozen, Snow White,Mulan,dan yang baru saja dibuat versi live-nya, Beauty And The Beast.
Film yang terakhir mungkin bakal jadi noda di antara film-film Disney di atas seandainya karakter The Beast diganti jadi seperti ini:
via pinterest.comvia twitter.com @ronniedelcarmen
Ya, monyet raksasa! Bahkan ada ide lain yang lebih buruk di awal penggarapan film yang dirilis tahun 1991 tersebut: babi hutan dengan cakar-cakarnya yang tajam.
via cinefilos.it
Seperti yang kita tahu, karakter The Beast dibuat agak menyeramkan tapi tetap mempertahankan kesan good guy. Hal itulah yang membuat hubungan romantis antara The Beast dan Putri Belle masuk akal. Tapi yang pasti, momen tersebut nggak bakal terwujud kalau monyet dan babi raksasa tadi yang jadi pemeran The Beast di dalam film.
5. Harry Potter And The Deathly Hallows (2010, 2011)
via buzzfeed.com
Dalam Harry Potter And The Deathly Hallows Part 1: Harry Goes To Camp, seorang wanita tua terbunuh dan tubuhnya diambil alih oleh ular Voldemort dalam upaya untuk menyergap Harry. Adegan ini bisa jauh lebih mengerikan kalau saja kronologis perubahan wujud wanita tua tersebut ditampilkan dengan lebih detail. Dan pembuat film ternyata sudah menyiapkan skenario terburuknya, guys.
via amorq.comvia amorq.com
Gimana? Jadi lebih mirip film Resident Evil ya kalau kayak gini.
Sementara itu, Fenrir Greyback, prajurit serigala jahat berhasil masuk ke dalam film dengan wujud yang tampak seperti pegulat profesional.
via villains.wikia.com
Tetapi rancangan awalnya lebih mengerikan, seperti setengah iblis setengah manusia serigala.
via amorq.com
Paman Harry Potter, Remus Lupin pun tampil sebagai sosok manusia serigala yang lemah lembut dan membantu Harry dengan sepenuh hati.
via pottermore.com
Tetapi kesan tersebut pastinya gak bakal sampai ke penonton andai saja Remus terlihat seperti ini.
via amorq.com
Satu lagi yaitu Sirius Black, tahanan yang tak bersalah ini diperkenalkan sebagai penyihir berhati emas…
via popsugar.com
… yang tadinya bakal terlihat seperti penyihir psikopat.
via amorq.com
Untung aja versi awal dari karakter-karakter di 5 film di atas nggak jadi terwujud ya. Hmm… kalau seandainya terealisasikan, anak-anak yang nonton film-film itu bakal ngalamin mimpi buruk deh kayaknya.
Kamu yang dulunya suka nonton film-film animasi produksi Disney pasti tertarik karena pengemasan ceritanya yang optimistik dan karakternya yang terlihat lucu lagi menggemaskan. Iya ‘kan? Pokoknya, semuanya serba indah dalam film Disney. Cinderella yang asalnya disiksa habis-habisan oleh saudara tirinya pun bisa berakhir bahagia dengan pangeran idaman.
Tapi tunggu dulu, apa kamu udah tahu kisah asli dari dongeng klasik yang diadaptasi jadi film oleh Disney?
Daripada kamu penasaran, mendingan kita langsung simak aja yuk gimana cerita versi original dari film-film yang digemari banyak anak kecil ini. Dihimpun dari berbagai sumber, ini dia kisahnya.
1. Kisah Cinderella yang lebih mirip film horor sadis
via rotoscopers.com
Selama ini kita tahu Cinderella hidup bahagia selamanya dengan pangeran berkat sepatu kaca yang tertinggal. Sementara kedua saudari tirinya nggak terpilih karena kaki mereka nggak muat saat memakai sepatu kaca.
Tapi dalam versi asli karangan Charles Perrault, dua saudari ini mesti memotong jari-jari kaki mereka. Adalah sang ibu yang tega menyuruh mereka melakukan itu agar kaki mereka muat di sepatu kaca.
Dan nasib sial mereka belum berhenti sampai di situ. Saat pesta pernikahan Cinderella dan sang pangeran, burung merpati “usil” mematuk dan mencabut bola mata mereka. Akibatnya udah pasti, mereka jadi buta. Entah apa reaksi Cinderella melihat nasib malang kedua saudari tirinya itu.
2. Ciuman saja nggak cukup untuk membangunkan Putri Aurora
via medievalists.net
Dongeng Putri Tidur atau Sleeping Beauty bisa diringkas sebagai berikut: Putri Aurora dibuat tidur selamanya oleh Maleficent. Pangeran tampan datang dan menciumnya. Putri Aurora bangun dan mereka hidup bahagia selamanya.
Dongeng versi Giambattista Basile nggak sesederhana itu. Ceritanya bisa disebut pelik malahan.
Jadi, sebenarnya prince charming nggak pernah mencium sang putri. Entah karena nafsu atau apa, tapi dia bertindak lebih jauh dengan (maaf) menyetubuhinya. Lalu si pangeran pergi begitu aja, meninggalkan Putri Aurora yang masih tertidur.
Saat sang putri terbangun dan melahirkan anak kembar, mereka pun pergi ke istana sang pangeran yang kini telah menjadi raja. Tapi alangkah terkejutnya dia ketika mendapati si raja cabul ini udah punya istri. Terlebih lagi istri sang raja hendak membunuh Aurora.
Untungnya, si raja cabul berhasil menghentikan aksi istrinya. Caranya pun nggak tanggung-tanggung, sang ratu dilempar ke dalam api yang menyala-nyala. Setelah tak ada lagi halangan, barulah raja menikahi Aurora.
Jadi penasaran, gimana perasaan Aurora menikah dengan orang yang dulu menodainya ketika dia lagi nggak berdaya?
3. Penyihir di Snow White mati dengan cara yang jauh lebih sadis
via wizarddojo.com
Putri Salju diracun oleh ratu sekaligus penyihir saat dia tinggal bersama tujuh kurcaci. Nggak terima satu-satunya cewek cantik di rumah harus mendapat perlakuan seperti itu, para kurcaci pun bertekad membalas dendam. Aksi pembalasan dendam yang sering kita temui di film thriller Korea inilah yang mengantarkan si penyihir jatuh dari tebing dan tewas seketika.
Itu cerita Putri Salju/Snow White yang kita saksikan di film Disney. Sedangkan versi Brothers Grimm punya perbedaan dari cara kematian si ratu jahat.
Yup, ratu itu dipaksa menari sambil memakai sepatu dari besi panas sampai dia mati. Hmm… ngomong-ngomong soal sadisme ekstrem.
4. Bocah kayu populer itu ternyata nakalnya kebangetan
via chrislejarzar.wordpress.com
Kalau kamu seorang bocah yang terbuat dari kayu dan ingin jadi manusia, jangan pernah menyerah. Pinocchio aja bisa melakukannya, walaupun tentu dengan bantuan magic.
Tapi kamu mungkin harus pikir-pikir lagi kalau pengin menjadikan Pinocchio sebagai bahan panutan.
Dalam cerita asli Pinocchio karangan Carlo Collodi, bocah kayu ini bisa dibilang pencuri yang punya perangai buruk. Ayahnya aja, Geppetto, pusing mikirin Pinocchio. Akhirnya, Pinocchio mesti merelakan nyawanya berakhir di tangan rubah dan kucing yang sudah muak melihat kelakuannya.
Ya, dia mati digantung di pohon. Dia bahkan nggak sempat berubah jadi manusia.
5. Kisah tragis Quasimodo
via tribecafilm.com
Terlahir dengan fisik cacat dan rupa yang buruk nggak menghalangi Quasimodo untuk jatuh cinta pada wanita gipsi. Malahan dia juga berhasil menyelamatkan nyawa wanita yang dicintainya itu dari ancaman hukuman mati.
Kisah The Huncback of Notre Dame yang indah itu sebenarnya bernuansa tragis dalam novel berjudul sama karya Victor Hugo.
Walaupun jatuh cinta pada wanita bernama Esmeralda, Quasimodo tanpa sengaja menjadi penyebab tertangkapnya Esmeralda. Dia tak berdaya dan hanya bisa menyaksikan wanita yang dicintainya itu digantung di depan matanya.
Dengan penuh penyesalan, dia lalu mendatangi makam Esmeralda. Dia bahkan enggan beranjak dari tempat itu meskipun perutnya keroncongan. Akhirnya dia mati karena kelaparan.
6. Heroisme yang berakhir dengan lara
via pinterest.com
“Saya seorang wanita, saya selamat dari peperangan, dan itu sudah cukup. Sekarang saya ingin bersama ayah saya,” itulah kata-kata terakhir Mulan sebelum bunuh diri.
Yup, dalam puisi Hua Mulan, semuanya berjalan buruk untuk Mulan. Setelah Cina kalah perang, Mulan ditawan. Dia menolak saat ditawari jadi istri seorang Khan dan lebih memilih kabur, pulang ke rumah.
Tapi semuanya sudah terlambat tatkala dia sudah berada di rumah. Ibunya memilih untuk menikah lagi setelah ayahnya mati. Melihat kondisi yang dia hadapi, meluncurlah kata-kata terakhirnya tersebut.
Sungguh berbeda dari penggambaran film Mulan garapan Disney. Dalam film itu, Mulan diceritakan sebagai perempuan yang menyamar sebagai laki-laki demi bisa ikut berperang. Perang dimenangkan Cina dan Mulan hidup bahagia.
7. Kemalangan ironis si Putri Duyung
via trueclassics.net
The Little Mermaid mengenalkan kita pada Ariel, putri duyung yang sedang mencari cinta sejatinya. Demi cinta, dia bahkan rela mendapat sepasang kaki walaupun di saat bersamaan harus kehilangan suaranya. Mau gimana lagi, Ariel bisa mendapat rupa manusia gara-gara bikin perjanjian sama penyihir sih.
Singkat cerita, dia menemukan cinta sejatinya, Pangeran Eric. Dan seperti kebanyakan film Disney lainnya, mereka hidup bahagia selamanya.
Kalau kamu baca versi dari Hans Christian Andersen, kehilangan suara bukan satu-satunya syarat agar Ariel bisa dapat kaki manusia. Ya, walaupun mendapat kaki, kedua kakinya itu bakal kerasa sakit luar biasa.
Dan sepertinya si Pangeran nggak tertarik sama perempuan yang kakinya selalu sakit. Akhirnya dia lebih memilih perempuan lain untuk dinikahi. Sedangkan Ariel? Dia lebih memilih bunuh diri dengan menceburkan diri ke laut.
Bisa dimengerti kalau cerita original ini nggak mungkin diadaptasi jadi tontonan anak kecil. Tapi bagi sebagian orang dewasa, cerita ini sepertinya lebih menarik untuk ditonton di layar lebar bukan?
Atau cuma saya aja yang punya selera cerita yang kelam?
Ketemu musuh besar, mendengarkan plot jahat dari musuh itu, berantem, dan akhirnya menang. Dari Iron Man hingga Batman, dari Wonder Woman hingga Spider-Man, film atau serial TV bertema superhero kebanyakan berkutat di pola yang hampir sama seperti di atas. Memang, biasanya ada beberapa adegan selingan di antara struktur plot tersebut, kayak kisah romansa yang melibatkan percumbuan panas dan konflik pribadi misalnya.
Tapi pada umumnya, cerita dan plot dari film superhero nyaris seragam.
Setali tiga uang, sifat dan karakterisasi dari para pahlawan super pun punya kemiripan satu sama lain. Yup, mereka selalu punya hati emas bak malaikat. Mereka selalu siap sedia untuk membantu orang yang lemah dan melawan kejahatan, tanpa meminta bayaran. Itu makanya Clark Kent harus bekerja sebagai reporter, karena saat beraksi sebagai Superman, dia nggak pernah dibayar satu dolar Zimbabwe pun.
Sedikit pengecualian mungkin ada di sosok anti-hero semacam Deadpool. Dia memang masih punya karakteristik superhero. Tapi gaya bahasanya dan kelakuannya itu lho, nggak pernah dijaga. Dia kalau ngomong suka seenak jidat. Dan justru karena keunikannya itu banyak pencinta film yang menyukainya. Saya salah satunya.
Jangan salah dulu, saya nggak bermaksud menjelek-jelekan mayoritas film dan serial TV bertema superhero. Karena bukankah inti dari tontonan semacam itu adalah pesan moral tentang kebaikan versus kejahatan? Masalahnya, saya cuma sedikit bosan. Ya, bosan dengan film superhero yang gitu-gitu aja. Saya butuh lebih banyak tontonan unik kayak Deadpool. Saya pengin sesuatu yang berbeda!
Akhirnya harapan saya terwujud lewat The Boys, serial garapan Amazon Studios yang diadaptasi dari komik berjudul sama. Komik tersebut lebih ditujukan untuk orang dewasa. Itu terwakili banget sama konten kekerasan dan gambar aduhai yang ada dalamnya. Intinya, ini komik “gue banget”. Mungkin kamu yang punya selera yang sama kayak saya bakal antusias saat baca komik The Boys.
Para superhero The Boys lagi berpose ala band-band pop 90-an/Wildstorm & Dynamite Entertainment)
Untungnya, serial TV adaptasinya pun nggak lupa buat membawa aspek-aspek tersebut. Jadi buat kamu yang nggak kuat lihat darah atau adegan sadis ala film gore, siapkan mental sebaik mungkin sebelum nonton The Boys.
The Boys itu serial apa? Jawabannya: Satir yang jenius!
Setelah selesai nonton musim perdananya, antusiasme saya akan film dan serial superhero kembali pulih. Saya pernah dapat kesan yang sama dari Kick-Ass dan Deadpool. Hanya saja, The Boys mengandung nuansa yang lebih kelam dari dua film itu. Tapi pesan yang dikandungnya terasa lebih relevan dengan keseharian kita di dunia nyata.
Nggak tanggung-tanggung, ceritanya mengangkat soal kebobrokan moral superhero yang melakukan kebajikan demi kepentingan pribadi dan pencitraan doang. Beda banget sama karakter superhero kebanyakan yang seringkali menjunjung tinggi moralitas dan keadilan untuk seluruh umat manusia. Mereka nggak pernah melakukan tindakan heroik untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu.
Di sinilah The Boys menjungkirbalikkan semua yang kita tahu tentang superhero.
“Bang super, selpi dong! Biar ane bisa apdet di IG!”/Amazon Studios
Beberapa pahlawan super di serial ini cuma mengutamakan kepentingan pribadi seperti kekuasaan, ketenaran, dan kekayaan. Contohnya, mereka punya kontrak bisnis untuk membintangi film atau muncul di acara-acara TV. Urusan yang sangat korporat, tapi mereka nggak segan memakai nama superhero untuk kepentingan seperti itu. Bahkan mereka bisa cekcok gara-gara kue jatah keuntungan box office.
Para superhero itu nggak bergerak sendiri-sendiri. Mereka tergabung dalam organisasi yang dibiayai oleh perusahaan raksasa, Vought. Hubungan semacam simbiosis mutualisme terjalin di sini. Vought sendiri kayak perusahaan yang memasarkan superhero lewat produk-produk budaya populer.
“Neng, kayaknya cocok deh jadi model”/Amazon Studios
Bahasa kerennya mah, Vought itu sama dengan talent agency campur vendor produk gitu deh. Lewat agensi tersebut, para superhero “dipasarkan” untuk menjadi sosok pahlawan yang selalu bercitra baik. Apa pun itu caranya, termasuk taktik “kotor” agar citra superhero tetap harum. Walaupun di balik kostum yang mereka gunakan, para superhero juga suka melakukan hal yang nggak terpuji. Seperti menghajar penjahat sampai babak belur misalnya, seolah-olah para superhero ini nggak lebih dari maniak penggila kekerasan.
Dari semua itulah The Boys membedakan dirinya dari film superhero kebanyakan. Mereka juga bahkan seperti menyindir film-film superhero lain, budaya masyarakat, dan politik dunia saat ini.
Superhero yang berlagak seperti selebritis yang banyak tingkah? Agak susah membayangkan Superman atau Captain America berlagak kayak gitu. Tapi ini tahun 2019, era di mana banyak orang menganggap popularitas adalah segalanya.
Hmmm kok mirip pose paguyuban superhero dari DCEU/Amazon Studios
Dan superhero di The Boys berperilaku lebih manusiawi dibandingkan superhero tradisional yang hidupnya cenderung lurus dan alim. Mereka bahkan memanfaatkan media massa untuk urusan pencitraan. Sebaliknya juga, media massa memanfaatkan superhero agar konten-konten medsos mereka viral. Vought sebagai korporasi raksasa juga nggak lepas dari perhatian. Mereka menganggap para superhero sebagai komoditas atau barang jualan belaka. Dan pandangan seperti itu masuk akal banget di tengah sistem kapitalisme yang mendominasi dunia saat ini bukan? Superhero itu sama aja dengan karyawan kantoran di dunia The Boys. Cuma bedanya, mereka itu karyawan yang punya kekuatan super, sampai-sampai disamakan dengan dewa, meskipun sebagian dari mereka kelakuannya bejat.
Masih banyak intrik, kegilaan, kritik, sindiran, dan hal-hal menarik lainnya dari The Boys. Kamu nggak akan tahu gimana kerennya serial ini kalau cuma baca artikel.
Sekali lagi, ini bukan serial superhero biasa. Tapi The Boys juga bakal mengajak kamu menjelajahi cerita tentang superhero dari sudut pandang alternatif yang mudah dicerna oleh kalangan pecinta superhero masa kini.
Film horor yang berlabelkan based on true story (berdasarkan kisah nyata) tentunya bisa lebih memicu rasa penasaran penonton dibanding film yang 100 persen fiksi. Pasti kamu juga punya film horor favorit yang diangkat dari kisah nyata. Tapi apa kamu pernah mempertanyakan sejauh mana film itu mempertahankan cerita aslinya?
Seperti yang kita tahu, sebagian besar film adalah hasil karangan (kecuali film dokumenter). Dan nggak menutup kemungkinan kalau film horor based on true story pun mengubah atau menambah aspek cerita supaya lebih menarik dan bikin bulu kuduk kamu bergidik.
Di artikel ini kita bakal membahas 5 film horor yang ternyata nggak sepenuhnya mewakili kejadian aslinya. Dilansir dari Ranker, yuk langsung kita lihat daftarnya.
1. Emily Rose yang asli menderita epilepsi (The Exorcism of Emily Rose)
via wheresthejump.com
Kisah nyata di balik The Exorcism of Emily Rose sama memilukannya seperti film yang kamu lihat di layar lebar (atau layar kaca, tergantung). Namun film itu hanya menampilkan sedikit kemiripan dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Pada akhir tahun 1960-an, seorang remaja Jerman bernama Anneliese Michel mulai menderita serangan epilepsi yang akhirnya berujung kematian. Michel merupakan remaja yang sangat taat pada agamanya. Oleh karena itu dia mengira dirinya kerasukan dan memutuskan untuk mengikuti serangkaian proses pengusiran setan.
Pada akhirnya dia meninggal karena malnutrisi akibat puasa yang harus dijalaninya untuk “mengusir setan”. Kebanyakan ahli sepakat bahwa kerasukan yang dialami Michel disebabkan oleh penyakit epilepsi yang dideritanya, dan dia lebih memilih mencari jawaban spiritual untuk masalah yang seharusnya ditangani oleh medis.
2. The Amityville Horror kemungkinan direkayasa untuk profit
via ranker.com
Film klasik The Amityville Horror terjadi di rumah yang dihantui arwah jahat dan penuh dendam, layaknya si Manis Jembatan Ancol yang selalu mendendam. Arwah penunggu rumah bahkan nggak segan melakukan apa pun untuk mengusir manusia yang berani-beraninya mendiami rumah tersebut.
Walaupun film ini dibuat berdasarkan kisah nyata keluarga Lutzes, banyak orang yang beranggapan kalau beberapa kejadian seram yang terjadi hanya rekayasa untuk menaikkan pamor dan mendapat keuntungan dari film tersebut. Tidak konsistennya ingatan dan kesaksian Lutzes menjadi bukti kalau film ini tak sepenuhnya berdasarkan kisah nyata.
Salah satu pernyataan keluarga Lutzes yang dianggap mengada-ada yaitu kejadian enam pembunuhan di rumah mereka setahun sebelum mereka pindah.
3. Kisah nyata dari The Exorcist tak seperti apa yang digambarkan di dalam film
via ranker.com
Beberapa kejadian di The Exorcist benar-benar terjadi, namun sebagian besar adalah hasil karangan. William Peter Blatty, penulis novelnya, menggunakan satu artikel surat kabar tentang remaja laki-laki yang mengaku kerasukan setan sebagai inspirasinya.
“Semuanya hanya karangan,” kata Blatty pada The Washington Post, termasuk adegan memutar kepala dan muntah berwarna hijau yang sangat terkenal itu.
The Conjuring mungkin menjadi satu-satunya film di daftar ini yang hampir mewakili cerita berdasarkan kisah nyatanya. Penyelidik paranormal Lorraine dan Ed Warren memang benar-benar bertemu keluarga Perron, yang mengalami berbagai gangguan dari makhluk halus.
Tapi film ini juga membawa beberapa perubahan yang cukup penting bagi ceritanya. Salah satunya adalah Nyonya Perron yang mencoba membunuh anak-anaknya sendiri. Sedangkan berdasarkan kesaksian narasumber, hal itu tak pernah terjadi.
5. Hostel dibuat berdasarkan cerita yang belum jelas kebenarannya
via horror.wikia.com
Orang-orang Hostel boleh saja mengklaim kalau Hostel didasari oleh kejadian-kejadian nyata. Tapi seperti apa dan bagaimana tepatnya kejadian nyata tersebut masih jadi tanda tanya. Sutradara Hostel, Eli Roth, mengatakan bahwa dia mendapat ilham untuk menulis cerita Hostel dari situs di internet (entah situs asli atau abal-abal). Situs itu menawarkan kesempatan untuk datang ke Thailand dan menembak kepala seseorang dengan imbalan senilai $10.000.
Roth mengaku tak tahu apakah penawaran dan situs tersebut benar-benar nyata. Biar bagaimanapun juga, hal itu sungguh membuatnya tertarik. Ketertarikan Roth pada akhirnya menghasilkan salah satu film slasher populer yang selama ini kita kenal, Hostel.
Sebagian film di daftar pasti ada yang udah pernah kamu tonton, bukan? Buat kamu yang berharap film tersebut sama dengan cerita aslinya, nggak usah kecewa. Yang penting ‘kan filmnya sukses bikin kamu merinding dan berteriak ketakutan, haha.
Tanggal 29 Agustus 2019 jadi hari besar buat para pencinta komik dan pahlawan super Indonesia nih. Soalnya itu adalah tanggal ketika Gundala mulai menginvasi layar lebar di Indonesia.
Sebetulnya ini bukan kali pertama superhero ciptaan mendiang Harya Suraminata tersebut diadaptasi ke layar lebar. Sebelumnya pun udah pernah ada film Gundala Putra Petir yang rilis tahun 1981.
Mas Gundala kolornya seksi iih/Cancer Mas Studio
Tapi karena di zaman sekarang popularitas film bertema superhero lagi naik-naiknya, memang udah waktunya Indonesia punya superhero sendiri. Kita nggak bisa mengandalkan Spider-Man. Selain rumahnya jauh di New York, doi juga lagi diperebutkan sama Sony dan Disney. Pasti sibuk banget tuh.
Hmm, bicara soal film superhero, saya jadi teringat dua film yang pernah rilis sebelumnya: Valentine (2017) dan Garuda Superhero (2015). Tapi patut disayangkan, dua film itu dapat tanggapan negatif dari publik. Segalanya memang berjalan buruk untuk keduanya. Dari mulai sisi cerita, kostum, efek CGI, semuanya mengecewakan!
Seperti air yang mengalir, kekecewaan itu pun akhirnya berujung pada pertanyaan: apa Indonesia bisa menghasilkan film superhero yang berkualitas?
Sejujurnya, saya juga bisa mengerti kenapa dua film tersebut bisa berakhir gagal total. Mungkin mereka terbentur biaya produksi yang kurang memadai. Mungkin juga ada pengaruh dari film-film superhero asal Hollywood. Kita jadi mematok standar tinggi buat film superhero lokal.
Meskipun begitu, kegagalan dua film tersebut nggak lantas bikin saya berhenti bermimpi dan berharap, kalau suatu hari nanti kita juga punya film superhero yang bisa dibanggakan. Dan saya cukup yakin harapan saya itu bakal dipenuhi oleh Gundala. Karena bila dibandingkan dengan Garuda Superhero dan Valentine, Gundala punya…
Desain kostum yang superhero banget, tapi masih terkesan realistis
Saya dibuat terkagum-kagum dengan desain kostum Gundala saat pertama kali melihatnya. Desainnya simpel tapi cocok dipakai untuk beraksi. Kalau dilihat dari teksturnya, selintas kostum tersebut seperti terbuat dari bahan kevlar, bahan yang biasa digunakan untuk membuat rompi anti peluru. Sebagai pahlawan super yang memiliki tugas untuk melawan para penjahat, pilihan kostum seperti itu pasti akan membantu Gundala untuk menghindari serangan musuh yang menggunakan senjata berbahaya untuk menghentikan aksinya. Bisa dibilang, kostumnya sudah semacam kayak armor kali ya.
Walaupun kostum Gundala yang sekarang terlihat sangat modern dan lebih realistis, ciri khas sayap di bagian helmnya masih ada kok. Untung kolor merah yang dipakai di luar celana nggak ada lagi di kostum yang sekarang.
Bumilangit Studios
Memang sih, kostum yang bagus nggak akan berarti apa pun kalau filmnya jelek. Tapi seenggaknya, kostum Gundala lebih keren dari segi penampilannya dibanding Valentine…
Uluhhh ungu banget sisss / via Stro World
… dan Garuda Superhero.
Lho ini kan Bet… / via Putaar Films
Selain kostum, faktor lain yang bikin saya optimis sama Gundala adalah…
Ambisi dari Jagat Sinema Bumilangit
Nah, ini yang bikin saya makin bersemangat terhadap kehadiran film Gundala. Gundala bakalan jadi film pertama dan gerbang pembuka dari rangkaian proyek Jagat Sinema Bumilangit. Dengan kata lain, Jagat Sinema Bumilangit bakal jadi cinematic universe untuk film-film superhero asal Indonesia.
Bumilangit Studios
Proyek Jagat Sinema Bumilangit ini bisa terbilang ambisius lho. Soalnya proyek ini bakal membawahi banyak nama superhero Indonesia yang sosoknya akan difilmkan. Selain Gundala, ada banyak sosok pahlawan super Indonesia yang di kancah perkomikan sejak beberapa dekade tahun lalu. Contohnya seperti Godam, Sri Asih, Aquanus, dan Si Buta Dari Gua Hantu.
Kalau dihitung-hitung, Bumilangit sendiri memiliki sekitar 20 lebih karakter komik nusantara di asetnya. Jadi kamu udah terbayang seberapa krusialnya Gundala? Jika Gundala sampai gagal total, otomatis antusiasme publik untuk film-film Jagat Sinema Bumilangit selanjutnya bakal berkurang. Beban yang lumayan berat terletak di pundak Gundala, dan saya yakin sineas yang membuatnya berusaha sekuatnya untuk memastikan kualitas dari Gundala.
Marvel udah pernah membuktikan betapa krusialnya film pertama dari sebuah cinematic universe lewat kesuksesan Iron Man di tahun 2008.
Keterlibatan Joko Anwar
via twitter.com/
Harus diakui, Joko Anwar memang sutradara yang udah teruji kemampuannya di film drama, horor, dan thriller. Lalu bagaimana kalau dia menggarap film bergenre superhero?
Setelah lihat trailer Gundala, saya bisa merasakan sentuhan Joko Anwar. Mulai dari tata sinematografi sampai ke pilihan dialognya khas arahan Joko Anwar. Mungkin juga karena sentuhan Joko Anwar, Gundala bakalan jadi film yang berbeda dibandingkan film-film superhero khas Marvel seperti Captain America atau Iron Man. Gundala bakalan jadi film superhero unik dan punya ciri khas. Bayangkan Guardians of the Galaxy, film itu punya ciri khas lewat banyolan-banyolannya yang konyol dan cerdas ‘kan? Ia berbeda banget dari mayoritas film superhero.
Ditambah lagi, dari keterangan Abimana Aryasatya (pemeran Gundala) pada Detik, Joko Anwar menyesuaikan setting filmnya untuk lebih relevan dengan masa sekarang.